Tentang diri

Foto Saya
Ibnu Sobri
Kedah, Malaysia
Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
Lihat profil lengkap saya

Blog

27 Mei 2010

Kenyataan

0 comments
di kala makna dan kata-kata pergi,
ingin aku sampaikan yang aku seorang perindu.
tidak ku sedar suatu yang hadir itu
bisa bawa ia bahagia yang kudambakan,
malah ku sendiri buta apa akan ia.
tersembunyi dalam pendam yang dalam,
ku menahan rasa yang malah sudah parah,
yang mana enggan faham sendiri
tuan, si peminjam jasad.

di mana ia di kala ku memerhati,
sudah pasti silau itu bukan jawapannya.
apakah ini yang kudambakan.

O seorang perindu itu bukan ia punya apa
yang dinanti selamanya akan pergi jua.
dan hadir segala yang depan itu
patah bagai dedahan yang repuh,
kering oleh kemarau ini yang berlanjutan.

O suka dalam pedih yang menyusuk,
masakan sembuh suatu yang sudah barah
yang berkekelan.
diubati ia pergi maka timbunan khayalan
terus menerjah membawa diri jauh
dalam keseorangan.

maka yang lagi diajar,
lagi jauh ia dari hakikat sebenar.
mana lagi dikawal jika diri sudah
tumpas dalam tempur yang lalu.
dan sekarang hanyut ia menunggu masa
lemas tanpa enggan diselamatkan.

O jiwa yang tenang dingin itu
ingin sekali ku merasa sekali lagi
malah untuk selamanya.
andai bertemu sudah pasti terpikat
dan selamanya enggan terlupa
walau mungkin nama itu bisa kupinjam.
lupa dalam rehat yang panjang.
tapi bangkit itu kuyakini
dengan penuh harap
dalam kekalutan yang aku sendiri
tidak bisa malah enggan mengawalnya.
kerna sudah kalah tapi percaya ku
ini bukan kesudahannya.
kerna selagi diri bisa berganjak
maka kayuh ini akan terus bawa
diri ke noktah yang diharapkan.
walau semua itu belum pasti.......
Read more

04 Mei 2010

Pilihan Slah?

0 comments
bertanya ku sendirian,
pada diri,
pada hati kecil ini.
yang derita padanya enggan pergi,
mengapa?
akhirnya sengsara yang kulihat
ku sendiri alaminya,
ya Tuhan bantu ku temui jalan
keluar selamanya.
sesat sendirian yang penghujung
ini tak ku pinta,
kerna dahulu lihat ia dari
kejauhan cukup merasai betapa
punah jika hendak sedemikian rupa.
maka tampak sinar kehendak itunya yang pasti.
tapi merangkak diri kekadang
merasa payah walau hanya satu langkah,
mengapa?

----------------------------------------
epilog

"kerna pilihanku sering salah,
dipilih itu yang memusnah".
mengapa demikian,
tidakkah punya kau mata masa
yang berjaya bawa bangun nusa pada zamannya.
mengapa?
serik ini tak patut,
kerna usia pergi
kembalinya hanya satu mimpi.
mengapa?
seusia yang bisa patut kau renung
enggan menyesal pada benih,
cita-cita yang tanam ia pada
pendukung berikutnya.
mengapa?
dan ku menanti jawapannya.

---------------------------------------
finale

nampak kau bangun suatu yang enggan wujud,
kerna itu bukan kehendaknya.
dan marak api yang kau nyala
kelak bakal bakar dirimu sendiri.
bersedialah!
dan aku yang menanti akan terus
buka mata,
agar tidak sengsara bersama.
wajahmu yang bermain
pada permanain jiwa-jiwa
yang padanya menanti penuh harap.
saksikan yang kesumat itu bukan jawab,
andai ia jawapan yang kau pinta.
dan dunia yang telah kau tolak dari
awalnya tak mungkin kau perolehi
andai kau cuba dengan nyawa.
percayalah,
kulihat wajah letih,
raut tidak senang,
pada dilemma yang kau sendiri bina.
teguh ia goyah pada angin
suara yang melintang.
berhentilah! atau kesal kau
sebagaimana yang telah akui
pilihannya salah senantiasa...
jalan itu masih ada.

-------------------------------------------------

inikah permainan dunia...




***
Read more