maka gapai yang yang jauh itu,
hendaknya tidak bisa mesti capai ia
pada yang semestinya berlaku tidak ku tahu.
kerna yang pasti depan itu bukan milik empunya,
dan hendak diri tiada pengetahuan pasti,
maka pada bibit jalanan maka
derap itu terus menuju ke depan.
ooo, milikku pada-Nya yang ada pada diri.
maka tidak ku selisih malah
terus cuba ikut pada panduan
yang faham ia pada indera dikala gelap
malam yang bisa menyelubungi jiwa.
pada setiap arah yang datang dan pergi.
ya, bukan pada tempatnya...
maka senyum itu lihat bisa runtuh
kesunyian pada bibit yang terlupa,
dan ingatan cuba tidak malah
berbaki dan kenangan itu mengajarkan.
segalanya...
tapi yidak juga sempurna seperti yang disangka,
kerna masakan yang lemah itu,
bangkit jiwa menjadi ia segala apa yang dirasa.
ya, tidak.
dan tidak sambut pada suatu yang mengerti ia
lipatan yang berlaku pada selit peristiwa,
dan tiada rai diri pada suatu
yang tidak diberitakan pada naskah
yang cuba sedaya diri mengikutinya.
dan depan yang diraih semestinya,
tidak malah enggan diri memikirkannya.
kerna pabila detik itu tiba
tidak dapat tidak diri melewatinya.
tapi lemah daya terus harap
pada tika yang buat diri menyapa, bersua, berjumpa.
ya, sudah sekian lama.
pastinya jauh...
tapi harapan buat ia dekat bagai depan mata.
ku bersaksi sepenuhnya.
walau harus berserah seluruh
kerna tahu diri tiada kuasa
yang bisa mungkin buat semua itu
berlaku pada kadar kehendak yang menimbang tara.
ku bakal datang...
Read more
hendaknya tidak bisa mesti capai ia
pada yang semestinya berlaku tidak ku tahu.
kerna yang pasti depan itu bukan milik empunya,
dan hendak diri tiada pengetahuan pasti,
maka pada bibit jalanan maka
derap itu terus menuju ke depan.
ooo, milikku pada-Nya yang ada pada diri.
maka tidak ku selisih malah
terus cuba ikut pada panduan
yang faham ia pada indera dikala gelap
malam yang bisa menyelubungi jiwa.
pada setiap arah yang datang dan pergi.
ya, bukan pada tempatnya...
maka senyum itu lihat bisa runtuh
kesunyian pada bibit yang terlupa,
dan ingatan cuba tidak malah
berbaki dan kenangan itu mengajarkan.
segalanya...
tapi yidak juga sempurna seperti yang disangka,
kerna masakan yang lemah itu,
bangkit jiwa menjadi ia segala apa yang dirasa.
ya, tidak.
dan tidak sambut pada suatu yang mengerti ia
lipatan yang berlaku pada selit peristiwa,
dan tiada rai diri pada suatu
yang tidak diberitakan pada naskah
yang cuba sedaya diri mengikutinya.
dan depan yang diraih semestinya,
tidak malah enggan diri memikirkannya.
kerna pabila detik itu tiba
tidak dapat tidak diri melewatinya.
tapi lemah daya terus harap
pada tika yang buat diri menyapa, bersua, berjumpa.
ya, sudah sekian lama.
pastinya jauh...
tapi harapan buat ia dekat bagai depan mata.
ku bersaksi sepenuhnya.
walau harus berserah seluruh
kerna tahu diri tiada kuasa
yang bisa mungkin buat semua itu
berlaku pada kadar kehendak yang menimbang tara.
ku bakal datang...