Tentang diri

Foto Saya
Ibnu Sobri
Kedah, Malaysia
Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
Lihat profil lengkap saya

Blog

29 Oktober 2010

Cahaya petunjuk.

0 comments
dalam kaku perhatiku gerakan alam. maka
sesekali tergaman aku akan kasih yang ia
timbulkan dalam jiwa. dan patut balas tidak
menyambut, maka pujian terus basah ia pada
ingatan. yakni tulus itu harus pergi pada suatu
makalah kebenaran. yang tak kenal penghujung.
maka pada debaran ini ku hanya serah segalanya
pada pemilik empunya alam. maka pada kekok
bicara aku yang tidak ketahuan akan maknanya.
terus kucuba walau damai perasaan itu tidak cita.
dan pada maksud kusampai erti kata yang mungkin
tak bisa mengerti engkau akan hasil tujuannya.
tapi tadah tangan ini terus kuharung. yang
pemberi manfaat itu bukan aku jiwanya. maka
siapa beroleh ia cahaya. maka akan kedapatan yang
sinarnya takkan padam. dan ilmu yang berbekal
dalam jiwa harap terus bentuk perwatakan yang
sudah memang anggun pada zahirnya. maka harap
itu terus kuharung dalam takut yang menerpa...


***
Read more

25 Oktober 2010

Merentas masa.

0 comments

oh, pada sepi sendirian menanti tak sudah.
ku dapati yang usia bertambah tanpa isi
ia akan ketinggian himmah. dan susun tadbir
aku pada rasa yang sayup ia dalam jiwa. oh,
andai hadir rembulan itu bisa bawa penawar
kembali basah akan kering derita kasih yang
aku alami. maka menanti tidak akan terus
aku tegak berdiri hingga dapat kusaksikan ayu
serinya. oh, pada masa berlalu itu harus
kusempurna apa terdaya. kerna milikku itu
tiada apa melainkan yang telah kering
pena itu catatkan. maka saksi akan aku yang
tawakkul itu terkedepan ia dengan usaha.
maka dalami aku akan rentas hati itu, masih
tidak dapatku mesra. oh andai kata suka itulah
letaknya makna cinta? maka dimana saja akan
hadir insan, si pencuri rasa...



***
Read more

Peperangan perasaan.

0 comments


sesekali hujanan meribut kelam dalam hati.
perasaan yang sukar diterjemah apatah lagi
hendak toleh ia bersuara. kerna dapatan yang
menanti itu hadir ia pada guguran daun
bertebaran, jatuh ia menghampar merimbun
pada jalanan. kuning ia setelah basah dengan
kehijauan yang melunakkan pandangan...


***
Read more

11 Oktober 2010

Mahligai malam.

0 comments
maka berlabuh senja berlalu memberi cerita
gembira buat si pencinta rembulan. dan kerlipan
bintang2 begitu asyik hingga lalai seketika diri
dengan khayalan. mesra bak erat itu sudah lama
gengam bersama akan ikatan itu dengan kuat. tapi
masakan yang hadir itu bisa kekal ia suci dalam
hati. jika air siramannya berhenti dari hujanan
kasih sayang. dan gersang ia akibat kering angin
kekalutan. bisa pergi berbuah kasar dengan tajam
duri2 di dahan. maka pokok itu bisa rimbun. tapi
rasa itu belum wujud. kerna apa yang dilihat itu
tidak dapat timbul dari air mata perasaan. dan
hasad yang menguasai terus angkuh ia dalam
ramai. kerna tidak sedar yang akhir diri keseorangan
tak berteman. tapi kerna cari mengerti yang ada
itu tidak wujud. hatta kerna bersama, maka takut
itu hancur. tapi demikian belum kukuh hujah
engkau berjiwa kejam. kerna kelak apa yang
dilaksana, soalan darinya akan berpanjangan.
selesai pada hujung sempadan yang tidak ketahuan
akan tamatnya. maka apakah derita itu mesti kita
pendam pada cubaan menguasai insan. kerna
seharus pelukan diri itu kuat memaling segala
yang merosak diri dari dalam. masakan, kerna
cahaya itu diraih belum sinarnya gemerlap pada
merah nyalaan hati kedukaan. oh enak terasa
andai diri kenal yang rasa itu wujud pada hikmah
yang tak mengerti aku akan maknanya. dan
kehendak melewati suatu suasana yang sendiri
cuba mengerti izzah yang ada dalam perjuangan.
masakan diraih, kerna cetek pengetahuan belum
dapat membentuk satu mahligai yang pesona
ia terbit dan nampak hingga luaran. kerna yang
dalam harus genggam erat, dan luhur ia pada
niat yang suci tertumpu pada suatu yang telah
diberita sejak dari awalnya. aku menunggu hadir
bicara yang bisa sejuk baraan hati keinsafaan. pada
sifat yang bisa dingin segala persoalan. dan agar
erat lagi petunjuk yang memayungi aku dengan
realiti kehidupan... oh agar bisa timbul terbit
suatu yang usaha sedaya aku bina?



***
Read more

10 Oktober 2010

Senyum pagi.

0 comments
oh pada bibir menyapa, seribu keindahan menjelma.
dan renyai hujan asyik di luar, bawa bersama rahmat
dan suasana alam kembali ceria. pada mentari yang
menanti terik aku akan sinarnya. belum hadir dengan
hangat cahayanya. buat bisa diri gelisah. apakah telah
ku berbuat salah. sampai menyendiri maka menjenguk
tidak. masakan! oh pada rentetan awan yang melayang.
ku harap pasti yang hati ini sama2 bertasbih suka. dan
bahwa syukur itu kalimah mulia. pada pengabdian itu
ku harungi jua payah dan hati telah lama derita. kerna
beroleh tidak, maka serong jalan itu serik aku akan
kembali melaluinya. oh, pada derita yang aku mulai
akan kisahnya. maka belum cukup hati ini sembuh
akan sakitnya. maka dapati aku yang sinar itu semakin
malap di dalam jiwa. maka harap itu aku dapat teguh
dengan bantuan dariNya. asbab jahil diri tidak kenal
ilmu yang dapat merawati akan calarannya. maka telah
usaha segala kemampuan. maka berlindung dan harap
bantuan datang dari Tuhan. bahwa semoga bisa sembuh
segala penyakit... dan bisa lihat kembali wajah insan
yang sebenar miliki hati dengan makna yang dalam.
maka pada kekok ku berwajah manja. sedari yang sayang
itu telah lama hilang. dan hati kaku akan pengharapan
yang dijanji insan...
Read more

09 Oktober 2010

Pelangi pagi

0 comments
oh sesekali melihat telatah alam, bisa buat mata
tepersona. dan hati turut sama damai bersama
dengan riang cerianya melewati setiap ketika. oh
andai kata ini permata kilauan yang pernah gilap
tika suatu masa. maka sungguh telah lama ku
sirna pada kesesatan asbab jahil diri tak bisa faham
pada rumpunan yang dicita. oh pada kibaran dan
desik angin menuruti setiap celahan dedaunan. bisa
saja buat diri ini alpa. yang sedap terasa didalam
jiwa harus tidak buat diri lalai dengan keindahannya.
oh andai kata turutan rezeki itu harus milik pada
empunya. maka tak bisa dicarik walau oleh sekian
mata cuba memilikinya. oh andai tidak ketemu
emas yang bukan tadbir buat aku mengawalnya.
sudah pasti walau usaha sampai kering keringat. tak
bisa aku rasa akan manisnya walau sekelumit darinya
sangat aku cita. oh andai berkumpul insan timbul
musibah takkan sanggup ia beri derita. kerna semua
atas izin dariNya. oh berlalu pergi, maka masa itu
pantas putarannya. dan setiap saat berlalu ku pada
pinggiran kehidupan. kerna jemputan maut itu bisa
berlaku pada bila2 masa. dan harung aku ribut ini
pada sayup kegelapan dosa semalam. yang
berpenghujung tidak, maka apakah kalut darinya
buat diri bisa saja hilang haluan... maka maaf diraih
tak bisa aku faham akan tandanya. maka harap terus
cuba mekar dengan nyalaan yang semakin malap.
maka pada kicauan burung, ku cuba rawat suatu yang
tidak kelihatan. gemersik suara, dan sejuk angin yang
sesekali menyapa. buat ku gelisah mencari penawarnya...
Read more

04 Oktober 2010

Sesekali salah mentafsir.

0 comments
pada buah madah makna maka kubawa menyaksi tafsiran
yang salah. ooo masakan. kerna tak mengerti diri akan kata
yang baru tuntun ia agar bertatih semula. maka untuk bisa
jalan pada sentak kaki sendiri sudah pasti itu bukan kerja
mudah. tapi ku yakini yang bahasa hati itu bisa saja, hubung
ia pada suatu ikatan yang teguh. tidak lagi bisa runtuh. tapi
dalam sendu kedinginan hati yang dingin. ingin kukhabar
pada kalbu yang menyepi bahwa rasa itu ada buat harap dikau
bisa terima sinar kilauan pasti. yang dengannya, maka sudah
mesra hati dengan rasa yang enak tidak lagi dapat terbayang.
maka, pada laluan masa. tagih ku harung doa tak pernah sudah.
kerna walau bisa ku sampai kalam buat terjemah kau pada
hati yang meyakini. tidak bisa mengerti dikau andai itu
bukan kehendak yang punya cahaya yang dariNya datang
segala petunjuk... tapi tawakkul tidak tapi hanya padaNya.
kerna andai terbit buah kebaikan walau sebesar zarah, sudah
Dia tunjuki engkau jalan yang mudah. kerna ku yakini pasti,
milik dikau semua itu. tapi hendaknya yang nasib itu bukan
milik aku akan pengetahuannya. maka terus tadah ku yang
faham bisa datang. dan merumpun ku pada dikau yang kurindu.



***
Read more

03 Oktober 2010

Pada noktah yang tiada berlabuh pergi.

0 comments
enak pada hirup segar udara ini. buat hayun diri,
pada kelibat yang sudah. bahwa andai ia berhenti.
maka kembali akan. itu janji yang pasti. kerna
sedar tidak, maka alunan ini kukabar-kan. buat
sesal itu agar ia terus bergolak ia di dalam. agar
gerun terbit dari hati yang bisa lihat. suatu yang
jelas tetapi kekadang tidak tercarik akal untuk
menerimanya. ooo pergi itu harungi yang pasti.
kerna pabila tamat bertemu dengan kelibat yang
berair. maka takut itu diserbu, dan yakin itu hadir.
kerna telah terlihat bahwa fatamorgana ini akan
berakhir. maka selama bernyawa. hanya khayalan
bermain pada tuntun indera. maka pabila realiti
mekar ia pada tepat akal yang saksama. pasti bisa
saja diri hilang upaya. lemah berdiri sendiri. runtuh
segala harapan. maka harap bekal ini dapat ku
tanam subur dalam jiwa. yang pada noktah yang
tiada berlabuh pergi. maka tetap ia tepat pada
waktunya....



***
Read more

02 Oktober 2010

Pujangga di tepian.

0 comments
oh, berlabuh pada tepian yang tak mengerti. maka
pada kekok tampil diri bawa usaha. bahwa yang
berlalu bisa pergi, tapi pada hujung benak hati ini
calar itu gagal ku ubati. maka pada rintihan ku
menyepi bahwa kelak akan damai semua ini. maka
pada jernih air yang mengalir, bisa diketuk suatu
yang keras ia pada sifatnya. maka selagi hirup udara
ini, harap diri itu terus ku kata. dalam diam bahwa
supaya masa itu bisa bawa jiwa pada sempadan
yang ku bisa gapai. dan pada kecelaruam calaran
yang masih berdarah, henti ia pada tamat masanya
berhenti. kerana tidak dipinta, andai terus hujanan,
kisahku bersama fitan takkan sudah. kerna kehidupan
ini sendiri suatu fitan. ooo... kesilapan yang lalu
harap takkan berulang. tapi masakan. kerna lemah
kehendak dan kurang daya. dan ku insan mengerti
tidak. masakan berlalu maka noda itu terus bawa
diri mengauli kegelapan. ooo, sentak hati yang takkan
ketakutan. maka kelak keras raja diri itu, cuba
sedaya ku elak. kerna andai kali ini gagal kutepis.
maka kelak bisa saja diri runtuh, punah pada harapan
semalam. ooo, aku yang bersaksi, maka enak itu
cuba ku selidiki. kerna yang pasti tetap berlaku. dan
yang segala yang suram tak bisa terjadi andaikata
tidak tulis ia pada kalam. ooo... diriku yang hina.

***
Read more