oh, berlabuh pada tepian yang tak mengerti. maka
pada kekok tampil diri bawa usaha. bahwa yang
berlalu bisa pergi, tapi pada hujung benak hati ini
calar itu gagal ku ubati. maka pada rintihan ku
menyepi bahwa kelak akan damai semua ini. maka
pada jernih air yang mengalir, bisa diketuk suatu
yang keras ia pada sifatnya. maka selagi hirup udara
ini, harap diri itu terus ku kata. dalam diam bahwa
supaya masa itu bisa bawa jiwa pada sempadan
yang ku bisa gapai. dan pada kecelaruam calaran
yang masih berdarah, henti ia pada tamat masanya
berhenti. kerana tidak dipinta, andai terus hujanan,
kisahku bersama fitan takkan sudah. kerna kehidupan
ini sendiri suatu fitan. ooo... kesilapan yang lalu
harap takkan berulang. tapi masakan. kerna lemah
kehendak dan kurang daya. dan ku insan mengerti
tidak. masakan berlalu maka noda itu terus bawa
diri mengauli kegelapan. ooo, sentak hati yang takkan
ketakutan. maka kelak keras raja diri itu, cuba
sedaya ku elak. kerna andai kali ini gagal kutepis.
maka kelak bisa saja diri runtuh, punah pada harapan
semalam. ooo, aku yang bersaksi, maka enak itu
cuba ku selidiki. kerna yang pasti tetap berlaku. dan
yang segala yang suram tak bisa terjadi andaikata
tidak tulis ia pada kalam. ooo... diriku yang hina.
***
Tentang diri
- Ibnu Sobri
- Kedah, Malaysia
- Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
0 comments:
Catat Ulasan