Tentang diri

Foto Saya
Ibnu Sobri
Kedah, Malaysia
Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
Lihat profil lengkap saya

Blog

29 Oktober 2010

Cahaya petunjuk.

0 comments
dalam kaku perhatiku gerakan alam. maka
sesekali tergaman aku akan kasih yang ia
timbulkan dalam jiwa. dan patut balas tidak
menyambut, maka pujian terus basah ia pada
ingatan. yakni tulus itu harus pergi pada suatu
makalah kebenaran. yang tak kenal penghujung.
maka pada debaran ini ku hanya serah segalanya
pada pemilik empunya alam. maka pada kekok
bicara aku yang tidak ketahuan akan maknanya.
terus kucuba walau damai perasaan itu tidak cita.
dan pada maksud kusampai erti kata yang mungkin
tak bisa mengerti engkau akan hasil tujuannya.
tapi tadah tangan ini terus kuharung. yang
pemberi manfaat itu bukan aku jiwanya. maka
siapa beroleh ia cahaya. maka akan kedapatan yang
sinarnya takkan padam. dan ilmu yang berbekal
dalam jiwa harap terus bentuk perwatakan yang
sudah memang anggun pada zahirnya. maka harap
itu terus kuharung dalam takut yang menerpa...


***
Read more

25 Oktober 2010

Merentas masa.

0 comments

oh, pada sepi sendirian menanti tak sudah.
ku dapati yang usia bertambah tanpa isi
ia akan ketinggian himmah. dan susun tadbir
aku pada rasa yang sayup ia dalam jiwa. oh,
andai hadir rembulan itu bisa bawa penawar
kembali basah akan kering derita kasih yang
aku alami. maka menanti tidak akan terus
aku tegak berdiri hingga dapat kusaksikan ayu
serinya. oh, pada masa berlalu itu harus
kusempurna apa terdaya. kerna milikku itu
tiada apa melainkan yang telah kering
pena itu catatkan. maka saksi akan aku yang
tawakkul itu terkedepan ia dengan usaha.
maka dalami aku akan rentas hati itu, masih
tidak dapatku mesra. oh andai kata suka itulah
letaknya makna cinta? maka dimana saja akan
hadir insan, si pencuri rasa...



***
Read more

Peperangan perasaan.

0 comments


sesekali hujanan meribut kelam dalam hati.
perasaan yang sukar diterjemah apatah lagi
hendak toleh ia bersuara. kerna dapatan yang
menanti itu hadir ia pada guguran daun
bertebaran, jatuh ia menghampar merimbun
pada jalanan. kuning ia setelah basah dengan
kehijauan yang melunakkan pandangan...


***
Read more

11 Oktober 2010

Mahligai malam.

0 comments
maka berlabuh senja berlalu memberi cerita
gembira buat si pencinta rembulan. dan kerlipan
bintang2 begitu asyik hingga lalai seketika diri
dengan khayalan. mesra bak erat itu sudah lama
gengam bersama akan ikatan itu dengan kuat. tapi
masakan yang hadir itu bisa kekal ia suci dalam
hati. jika air siramannya berhenti dari hujanan
kasih sayang. dan gersang ia akibat kering angin
kekalutan. bisa pergi berbuah kasar dengan tajam
duri2 di dahan. maka pokok itu bisa rimbun. tapi
rasa itu belum wujud. kerna apa yang dilihat itu
tidak dapat timbul dari air mata perasaan. dan
hasad yang menguasai terus angkuh ia dalam
ramai. kerna tidak sedar yang akhir diri keseorangan
tak berteman. tapi kerna cari mengerti yang ada
itu tidak wujud. hatta kerna bersama, maka takut
itu hancur. tapi demikian belum kukuh hujah
engkau berjiwa kejam. kerna kelak apa yang
dilaksana, soalan darinya akan berpanjangan.
selesai pada hujung sempadan yang tidak ketahuan
akan tamatnya. maka apakah derita itu mesti kita
pendam pada cubaan menguasai insan. kerna
seharus pelukan diri itu kuat memaling segala
yang merosak diri dari dalam. masakan, kerna
cahaya itu diraih belum sinarnya gemerlap pada
merah nyalaan hati kedukaan. oh enak terasa
andai diri kenal yang rasa itu wujud pada hikmah
yang tak mengerti aku akan maknanya. dan
kehendak melewati suatu suasana yang sendiri
cuba mengerti izzah yang ada dalam perjuangan.
masakan diraih, kerna cetek pengetahuan belum
dapat membentuk satu mahligai yang pesona
ia terbit dan nampak hingga luaran. kerna yang
dalam harus genggam erat, dan luhur ia pada
niat yang suci tertumpu pada suatu yang telah
diberita sejak dari awalnya. aku menunggu hadir
bicara yang bisa sejuk baraan hati keinsafaan. pada
sifat yang bisa dingin segala persoalan. dan agar
erat lagi petunjuk yang memayungi aku dengan
realiti kehidupan... oh agar bisa timbul terbit
suatu yang usaha sedaya aku bina?



***
Read more

10 Oktober 2010

Senyum pagi.

0 comments
oh pada bibir menyapa, seribu keindahan menjelma.
dan renyai hujan asyik di luar, bawa bersama rahmat
dan suasana alam kembali ceria. pada mentari yang
menanti terik aku akan sinarnya. belum hadir dengan
hangat cahayanya. buat bisa diri gelisah. apakah telah
ku berbuat salah. sampai menyendiri maka menjenguk
tidak. masakan! oh pada rentetan awan yang melayang.
ku harap pasti yang hati ini sama2 bertasbih suka. dan
bahwa syukur itu kalimah mulia. pada pengabdian itu
ku harungi jua payah dan hati telah lama derita. kerna
beroleh tidak, maka serong jalan itu serik aku akan
kembali melaluinya. oh, pada derita yang aku mulai
akan kisahnya. maka belum cukup hati ini sembuh
akan sakitnya. maka dapati aku yang sinar itu semakin
malap di dalam jiwa. maka harap itu aku dapat teguh
dengan bantuan dariNya. asbab jahil diri tidak kenal
ilmu yang dapat merawati akan calarannya. maka telah
usaha segala kemampuan. maka berlindung dan harap
bantuan datang dari Tuhan. bahwa semoga bisa sembuh
segala penyakit... dan bisa lihat kembali wajah insan
yang sebenar miliki hati dengan makna yang dalam.
maka pada kekok ku berwajah manja. sedari yang sayang
itu telah lama hilang. dan hati kaku akan pengharapan
yang dijanji insan...
Read more

09 Oktober 2010

Pelangi pagi

0 comments
oh sesekali melihat telatah alam, bisa buat mata
tepersona. dan hati turut sama damai bersama
dengan riang cerianya melewati setiap ketika. oh
andai kata ini permata kilauan yang pernah gilap
tika suatu masa. maka sungguh telah lama ku
sirna pada kesesatan asbab jahil diri tak bisa faham
pada rumpunan yang dicita. oh pada kibaran dan
desik angin menuruti setiap celahan dedaunan. bisa
saja buat diri ini alpa. yang sedap terasa didalam
jiwa harus tidak buat diri lalai dengan keindahannya.
oh andai kata turutan rezeki itu harus milik pada
empunya. maka tak bisa dicarik walau oleh sekian
mata cuba memilikinya. oh andai tidak ketemu
emas yang bukan tadbir buat aku mengawalnya.
sudah pasti walau usaha sampai kering keringat. tak
bisa aku rasa akan manisnya walau sekelumit darinya
sangat aku cita. oh andai berkumpul insan timbul
musibah takkan sanggup ia beri derita. kerna semua
atas izin dariNya. oh berlalu pergi, maka masa itu
pantas putarannya. dan setiap saat berlalu ku pada
pinggiran kehidupan. kerna jemputan maut itu bisa
berlaku pada bila2 masa. dan harung aku ribut ini
pada sayup kegelapan dosa semalam. yang
berpenghujung tidak, maka apakah kalut darinya
buat diri bisa saja hilang haluan... maka maaf diraih
tak bisa aku faham akan tandanya. maka harap terus
cuba mekar dengan nyalaan yang semakin malap.
maka pada kicauan burung, ku cuba rawat suatu yang
tidak kelihatan. gemersik suara, dan sejuk angin yang
sesekali menyapa. buat ku gelisah mencari penawarnya...
Read more

04 Oktober 2010

Sesekali salah mentafsir.

0 comments
pada buah madah makna maka kubawa menyaksi tafsiran
yang salah. ooo masakan. kerna tak mengerti diri akan kata
yang baru tuntun ia agar bertatih semula. maka untuk bisa
jalan pada sentak kaki sendiri sudah pasti itu bukan kerja
mudah. tapi ku yakini yang bahasa hati itu bisa saja, hubung
ia pada suatu ikatan yang teguh. tidak lagi bisa runtuh. tapi
dalam sendu kedinginan hati yang dingin. ingin kukhabar
pada kalbu yang menyepi bahwa rasa itu ada buat harap dikau
bisa terima sinar kilauan pasti. yang dengannya, maka sudah
mesra hati dengan rasa yang enak tidak lagi dapat terbayang.
maka, pada laluan masa. tagih ku harung doa tak pernah sudah.
kerna walau bisa ku sampai kalam buat terjemah kau pada
hati yang meyakini. tidak bisa mengerti dikau andai itu
bukan kehendak yang punya cahaya yang dariNya datang
segala petunjuk... tapi tawakkul tidak tapi hanya padaNya.
kerna andai terbit buah kebaikan walau sebesar zarah, sudah
Dia tunjuki engkau jalan yang mudah. kerna ku yakini pasti,
milik dikau semua itu. tapi hendaknya yang nasib itu bukan
milik aku akan pengetahuannya. maka terus tadah ku yang
faham bisa datang. dan merumpun ku pada dikau yang kurindu.



***
Read more

03 Oktober 2010

Pada noktah yang tiada berlabuh pergi.

0 comments
enak pada hirup segar udara ini. buat hayun diri,
pada kelibat yang sudah. bahwa andai ia berhenti.
maka kembali akan. itu janji yang pasti. kerna
sedar tidak, maka alunan ini kukabar-kan. buat
sesal itu agar ia terus bergolak ia di dalam. agar
gerun terbit dari hati yang bisa lihat. suatu yang
jelas tetapi kekadang tidak tercarik akal untuk
menerimanya. ooo pergi itu harungi yang pasti.
kerna pabila tamat bertemu dengan kelibat yang
berair. maka takut itu diserbu, dan yakin itu hadir.
kerna telah terlihat bahwa fatamorgana ini akan
berakhir. maka selama bernyawa. hanya khayalan
bermain pada tuntun indera. maka pabila realiti
mekar ia pada tepat akal yang saksama. pasti bisa
saja diri hilang upaya. lemah berdiri sendiri. runtuh
segala harapan. maka harap bekal ini dapat ku
tanam subur dalam jiwa. yang pada noktah yang
tiada berlabuh pergi. maka tetap ia tepat pada
waktunya....



***
Read more

02 Oktober 2010

Pujangga di tepian.

0 comments
oh, berlabuh pada tepian yang tak mengerti. maka
pada kekok tampil diri bawa usaha. bahwa yang
berlalu bisa pergi, tapi pada hujung benak hati ini
calar itu gagal ku ubati. maka pada rintihan ku
menyepi bahwa kelak akan damai semua ini. maka
pada jernih air yang mengalir, bisa diketuk suatu
yang keras ia pada sifatnya. maka selagi hirup udara
ini, harap diri itu terus ku kata. dalam diam bahwa
supaya masa itu bisa bawa jiwa pada sempadan
yang ku bisa gapai. dan pada kecelaruam calaran
yang masih berdarah, henti ia pada tamat masanya
berhenti. kerana tidak dipinta, andai terus hujanan,
kisahku bersama fitan takkan sudah. kerna kehidupan
ini sendiri suatu fitan. ooo... kesilapan yang lalu
harap takkan berulang. tapi masakan. kerna lemah
kehendak dan kurang daya. dan ku insan mengerti
tidak. masakan berlalu maka noda itu terus bawa
diri mengauli kegelapan. ooo, sentak hati yang takkan
ketakutan. maka kelak keras raja diri itu, cuba
sedaya ku elak. kerna andai kali ini gagal kutepis.
maka kelak bisa saja diri runtuh, punah pada harapan
semalam. ooo, aku yang bersaksi, maka enak itu
cuba ku selidiki. kerna yang pasti tetap berlaku. dan
yang segala yang suram tak bisa terjadi andaikata
tidak tulis ia pada kalam. ooo... diriku yang hina.

***
Read more

26 September 2010

Berlabuh pergi...

0 comments










maka lambunan ini sampai ke penghujungnya.
andai dinanti, bisa pergi. dan andai dicari, pergi
dia menghilangkan diri. maka dimana tampak
sudah enak. maka ini bukan tempatnya. sesekali
mesra rasa dingin dalam hati. tidak bisa buat kau
rasa cukup dengannya. umpama air masin, ditelan
lagi datang dahaganya. maka berlabuh lagi, maka
ini suratannya. kerna tidak layak, maka dalam
kerendahan ku perlu bergerak sama. sebagaimana
awan lemah gemalai sentak gerak dengan gemersik
suara si angin yang layu... oh enak diperhati... kekok
pula apabila bersaksi.

maka dalam madah akan ku berlabuh lagi. dimana
labuhan kali ini bisa bawa ku kemari. tidak kutahu
dimana jadinya. kerna layar ini bisa hancur di
tengah jalan. masakan ribut pula berhempas, lalu
tenggelamkan segalanya. jadi apabila layaran disoal
sama ia dengan tempat berlabuh. maka jutaan hikmah
yang bisa tumbuh akal dengan saksama itu yang kupinta.
Oh... sesekali hatiku gerun, tenang tidak fikiran bermain
dengan buih2 yang pergi. kerna tempat kucari tak pernah
kutemui. dan sempit hati terasa tak pernah kumaklumi.
kerna andai ditelan sahaja tidak cukup. kerna gapai
perlu kau sisanya. agar segalanya berbuah bahagia...
ooo pada ufuk ku perhatikan yang disana masih ada
harapan. pada merah nyalaan kecintaan maka sang
mentari pergi. yang gemerlap dengn suci cahayanya
maka sang purnama bersuara... oh megah kepada
kepada mereka yang tunduk! penyaksian dalam hati yang
tak sudah. hirup udara dinanti, maka syukur bertasbih
tak kenal sempadannya. dan darjat diraih. tinggi
melangit dari apa yang dicita. maka diri kini cuba belajar...
mengenal madah dalam dakapan hati yang sengsara.
bahawa segala bakal dipertanggungjawabkan!...



***
Read more

22 September 2010

Hidup bersama fitan.

0 comments
kerna khabar tidak maka ajar itu takkan bisa ku terima
selayaknya. maka berita ini buat lembut hati yang bisa
biar rumpun itu tumbuh subur kembali. dan agar ingat
empunya diri makna disebalik garapan setelah sekian
masa. bahwa hidup bersama fitan itu dakapannya kukuh.
tak semewah disangka. dan tak pernah hati kenal sengsara
dan apa itu suka. kerna bisa ditapis, dan pergi itu enggan.
kerna ini bukan jasad yang dengan mudah, usir ia. akan ia
lalu berlalu pergi dan malu kembali lagi. Ooo yang hidup
bersama fitan. maka senyum takkan dapat lagi melekat
dibibir. walau itu hasanah termudah. dapat dipetik di
pinggiran. maka mesra itu berbalas. dan suka itu timbul.
Ooo apakah fitan itu selerong hati yang tak dapat ku sentuh
malah bisa tidak aku capai. agar apa yang kotor itu bisa
suci ia dengan air pemahaman. tapi ini fitan. kenal tidak,
maka pada coretan kisah berlalu. maka dapati kita andai
fitan itu berbuah ia ranum. maka masa untuk ia rosak
tak siapa dapat menyangka. kerana selagi ada yang
membaja. maka subur pohon itu akan terus berbuah manja.
masakan, kerna hidup bersama fitan. kenal tidak maka
suka dan duka itu bermain bagai permainan yang
tak pernah kenal kalah menangnya. dan pada saat belenggu
dengan hujan yang buat bisa semput nafas dihembus,
maka fitan ini. hilang ia segala yang terukir dibibir. dan diri
mula buta. tak kenal siapa teman, dan apakah itu lawan.
Ooo hidup bersama fitan. maka pertahan tidak. malah bisa
saja akan terima apa yang dicerita. masakan, kerna ini fitan.
makalah telah menyaksi yang fitan pernah dulu korban
ia jutaan mereka yang taqwa dalam dari yang kita bisa faham.
lawan hanya kerna kebenaran. andai ini tidak, malah
bukan khabar fitan yang sama. kerna siapa yang diuji
itu lemah ia dari apa yang pernah berlaku. maka kudapati
hilang tidak, maka surut itu tak pernah kuharapkan.
kerna telah hilang semuanya. dan tak pernah jiwa ini sirna.
cuma sesekali hayun ku dalam kerendahan. renung ke ufuk.
lafaz bicara yang kelak pada waktu berhitung lepas daku
dari sabitan. dan itu pengharapan yang pasti. takkan
ku mengah dalam memohon akan dapat ia. kerna sudah
tidak kenal, maka kekadang tertawa diri keseorangan,
mungkin juga madah kegilaan. melihat, tepis tidak. tapi
pada riak muka dan alur mata2 yang bersaksi. bahwa
miliki ku tidak malah apa yang kamu angan2kan itu
tak bisa ku beri. kerna ini fitan. tak kenal sesiapa. maka
bisa bawa hanyut insan dari hulu ke muara. dan buruk
sudah andai insan itu lemas tidak mati. maka sesak nafas
untuk hirup udara penghidupan itu suatu yang mesti. kerna
ini fitan. dan patut mengerti jiwa seawalnya, bahwa
kehidupan itu suatu fitan dari mulanya. senang berganti duka.
tatkala ia bertukar wajah. maka hanyut tidak malah
patut sedar diri yang ini fitan. suatu ujian yang besar.
berat buat digalas. apatah lagi buat dibawa ke makam.
kerna kelak segala persoalan bakal terjawab. kerna sesekali
bisa saja fitan ini, seketika bawa diri pada sudut yang
dalam. dan saat yang lain diri ada di puncak maya.
maka berteman fitan sudah mesti ketahui dikau dalam
kandung maknawi dan dalam selidik apa terzahir. kerna
jawapan andai dicari sudah tenggelam ke dasar yang
dalam. kerna semua hanya terpesona dengan indah fitan
memantul cahaya dipermukaan....






***
Read more

21 September 2010

Jumpa tidak. Menanti tidak.

0 comments
ku khabar dengan jiwa milik ia apa yang dalam.
pada milik empunya bukan hakikat tapi beri ia
tadbir. buat bawa ia pada jalan redha. yakni apa
yang diwahyu dan lafaz pada bibir yang dimulia.
maka, pada hujan yang berlalu maka kembali
subur dengan hidup kembali apa yang melambai.
oh, hanyut pada keindahan. walau buta ini telah
bawa diri berlalu jauh dari sempadan yang
semestinya. oh, anggun pada tempatnya. maka
tunduk ku akur yang insan itu hirup ia udara
buat mekar ia pada amal. dan teguh hati yang
satu itu, harus mengerti kenal apa yang semesti
-nya. agar tidak namun akan tetap dipertanggung-
jawabkan kelak. kerna itu suatu yang pasti. maka
pada ukiran ketaatan yang sedikit mengah.
maka ku berlalu yang langkah itu harus tidak
mengalah. kerana fitan selagi hidup, ia takkan
berakhir. maka harap iti harus teguh pada
kebenaran. dan hanyut tidak buat sekian kalinya,
ya walau pengetahuan terkedepan bukan
milik empunya. bahkan azam seharusnya pimpin
diri ke jalan yang diredhai. kerana buta mata itu
tidak bahkan teruk pabila hati itu tak bisa
lagi serap keindahan. kebenaran. oh pabila hati
telah buta, maka cahaya tak bisa berlalu bahkan
kekal ia sesat tak kenal sempadan. maka bermohon
agar teguh ini tak bisa goyah. kerna payah bisa
mengah, tapi susah tak bisa bawa diri mengalah.
kerna cahya harus lurus. kerna hanya empunya
mengerti apa itu salah.ya pabila ilmu telah
masuk ia buat tafsiran yang benar. Ooo tidak
pernah layu, malah pohonan segar kembali
selepas simbah ia dengan butiran rahmat melangit.
Ooo hati kenal tidak keindahan malah pabila
telah berlalu ia dengan noda. Ooo mengerti tidak
malah pengetahuan pasti hanya milik-Nya.
Yang Maha Mengetahui. Ooo bermohon agar
langkah terus diberi pedoman. agar makalah itu
tidak gersang pada gerun yang lalu ia hanya
sekejap. sepetang malah pendek dari itu. andai
kata jiwa itu mengerti tidak, tahu tidak. maka
puji itu terus lurus pada yang layak. kerna telah
serah diri ini yang berlaku itu telah tulis ia
pada kitab mulia. dan tiada yang berlaku malah
ibrah itu harus kutelan tanpa kenal pahitnya.
andai itu beri ia pelajaran untuk aku kenal
apa yang patut. maka tak pernah hati ini sesal
malah yang berlaku itu pasrah ku yang syukur
itu harus ku agungkan. Ooo jiwa yang dimuliakan.
tak pernah ku kenal maka harap itu terus tanam,
yang kelak ku bisa hirup seteguk dari mata air mu.
ya telaga yang telah dikhabarkan. dicipta oleh
Yang Maha Agung buat mereka yang ikut bawaan
mu. aku pada dua tangan yang bertemu, aku
gertak bibir ini memohon segala kebaikan. walau
mata tak bisa mentafsir segala yang betul itu
letak pembawaannya. kerna yang mengerti hanya
Dia. milik segalanya. dan diperkenankan apa
yang ku pinta. kerna yang bakal terjadi pasti
berlaku. dan apa yang ditetapkan itu kehendakNya.
Ooo agar dapat ku selimuti gersang hati ini
dengan selimut iman, dan agar diri sedar pada
yang tetap yang rimbun takkan bisa buat
pergi apa yang hakiki. kerna yang berubah hanya
apa yang milik ia pada insan. yang merah. yang
hidup. yang mentafsir. dan kelak hasil darinya-lah
yang merimbuan akan buat kenal insan makna
derita dan apa bahagia....!



***
Read more

16 September 2010

Apa yang hilang hendaknya berganti

0 comments
tatkala madah itu hujan ia dengan bicara
tak sudah. maka mengerti tidak. andaikata
benar bicara pada jelasnya pun, maka tegas
ini bakal disalah ertikan. maka bagaimana?
maka pada tebusan yang sudah, tidak tahu
bahkan bukan kumiliki pengetahuan itu.
tapi pada selekoh panjang perjalanan maka
tengok aku harus tunduk. agar tak menimpa
kemalangan. bahkan yang terjadi bakal berlaku.
dan apa kehendakNya bakal terjadi. maka
kayuh itu harus mengah hanya untuk mendapat
akan Dia. maka yang memberi, yang menerima
pada zahir tidak nampak aliran disebalik
tabir ghaib. maka syukur yang berdendangan
harus mesra pada kalbu. agar tenang datang
menerjah. dan gemerlap ia dengan cahaya
akan sentiasa sinar ia pada haluan. maka
apa yang hilang hendaknya berganti. dan andai
sendu mengenang tidak terdaya membawa
datang kembali. dan sungguh benar yang hilang
itu pada yang haq. bukan kehendak insan yang
lupa lemah mentafsir nilai harganya. maka redha
itu harus. syukur itu harus. dan gerun itu
perlu andai telah melampau diri dari batasnya
yang pasti. agar moga kejahilan ini tidak meraih
azab selayaknya diri terus mohon agar ampun
diraih sebagai balasnya. dan pada kerendahan,
maka pasrah itu ku hayun semoga Dia memberi
balik apa yang hilang. dan layak itu yang berganti
lebih baik dari yang hilang. kerna itu janjiNya.
namun andai layak diri terima. tapi sudah suntuk
jiwa ini merana pada kejahatan yang dilakukan
oleh tangan. sedar tidak tapi sendiri yang punya
angkara. hingga gelap itu gagal kutepis. maka belenggu
ini masih dapat tidak kulepaskan. maka harap
bermain pada takut yang meluap. tentang bahana
yang menerpa. bila tentu maka bakal terjadi akannya.
maka, supaya diri tetap teguh pada penyaksian.
dan moga dipermudah segala urusan. dan tidak
terbeban dengan suatu yang tiada daya diri mengharung
akan kabutnya, buasnya. semoga sabar dijadi
perisai. dan pelindung hanya pada diri yang berserah.
dan apa yang dimulut itu sesuai dengan apa yang
dihati. dan moga diri terlepas dari dakwaan pada
hari yang membangkit. dari segala permasalahan.
dari segala tuduhan. kerna yang benar itu datang hanya
dari Tuhan.



***
Read more

10 September 2010

Kekadang terpaksa melepas kau pergi

0 comments
andai kata garapan bukan kayalan. dan
bicara semestinya merentas semesta alam.
maka di situ maka buah bercambah. manis
rasanya dalam ikatan. andai kata pertemuan
itu dinanti perpisahan. dan bertemu berpisah
hanya kerna Tuhan. maka sekian kali, dalam
pilu hati kehilangan teman. maka akan ku
nanti saat tiba hadirmu kembali. kerna
ucapan tak bisa merungkap. dan basahan
linangan tak mampu mengubati jerih derita.
maka sudah semesti bahwa perpisahan itu
patut dimaklumi. reda yang andai kata ini
kehendak, maka dalam sendu doa takkan
terhenti lafaz ucapan enak bersua kembali.
kerna telah lama andai keras hati ini gagal
diubati. dan kalut yang menyerbu sudah
tentu buat diri hilang arah tujuan. tapi
bersama rahmat melangit itu datang kau
hadir bawa pemahaman. penawar bagi
perit susah yang ku sendiri pendam. maka
dengannya maka harap langkah kelak
bakal bersatu pada satu deruan. bersama
melangkah dengannya sedar kembali
bisik puji2an. yang menerpa kian kali,
maka mereka kenal tidak makna lelah.
maka ku yang mengikuti petunjuk ini
harus pasrah namun diri harus gagah
dalam usaha. kerna percaya itu yang
terkehadapan. bahwa rasa ingin bertemu
itu sudah jadi diri terpaksa melepas
kau pergi kali ini... dan agar bersama
rentesan masa maka Dia menerima
segala perlakuan, segala perbuatan,
segala permintaan. Dan padaNya-lah
tuju segala pengharapan....



***
Read more

08 September 2010

Andai kutahu

0 comments
maka selayaknya ghaib itu bukan madah ciptaan.
pada sayup ucapan maka gerun rasa itu harus
pergi ia dengan lambungan harapan. kerna yang
pasti itu telah sekian khabar lamanya. dan berlaku
sudah apa yang terjadi. sekian yang dijanji. maka
dengan buah akal yang saksama. mengerti kita yang
bakal sambut kita segala yang dilafazkan. oleh insan
mulia, semoga selawat dan salam terus berkumandang.
dari lidah insan yang tagih akan agar dahaga kelak
bisa ditepis dengan air dari telaga yang dinanti. ya,
tidak hanya tapi khas buat ummati, ummati, ummati.
maka pada diri yang telah sekian tenggelam. tidak sedar
diri dalam lambungan kelemasan. dan mati itu selalu
dalam lingkungan. maka pada redup awan yang berlapis.
andai kata sedar diri pada garis cahaya yang menerangi.
sudah cukup untuk buat diri sedar. jikalau tidak, pada
detik itu maka peroleh masa buat bertakafur seketika.
bahwa jelajah itu terus berlalu, pada peristiwa2 yang
telah buat ia sangkut gelita. hingga kelam kini hati
pada pemahaman yang seharusnya buat mereka
bernama insan.maka pada celahan kabut ini, sukar untuk
nampak jalannya. andai kata terus, maka harapan itu
sekian tak pernah padam. dan menyerah andai kata
dengannya. maka petunjuk dapat dicerna. dan sekembalinya,
maka ikhlas itu harus ku hayun sehingga ke penghujung.
andai dengannya dapat diterima segala perlakuan amal.
maka itu sudah cukup membuat titis ini terus basah
pada penyaksian. bahawasanya, layak tidak tapi mana
mungkin diri kufur pada hakikat. bahwa kasihNya meluas
tanpa kenal sempadan. dan bahwa yakin tidak, tapi
jungjung mesti pada yang benar. semoga beroleh kemenangan.
dan ianya bukan yang dapat ditafsir pada takbir ini.
semoga yakin itu bawa kepada diri apa yang dikehendaki.
bahwa semalam berlalu buat diri mentafsir. peranan yang
telah sekian lama ia saksi lakukan. dan supaya betul kembali
apa yang serong. kerna kemudahan itu hanya pada yang senang.
merayu tidak. tapi harap tadahan itu takkan berhenti buat
sekian masa. selamat pergi. dan andai kata berjanji, sudah
pasti bertemu itu suatu yang mesti. tapi kerna hirup tidak
malah nyawa bukan kuasa empunya. maka doa kupohon,
agar masa ketika bersama bakal harungi lagi dengannya setelah
sekian masa. ku menanti....





***
Read more

06 September 2010

Pelepasan

0 comments
sungguh aku berlepas diri dari kejahatan dan
pada kelencongan yang telah berlaku. dan turut
ku berlepas dari kezaliman terhadap diri. bahwa
bersaksi Yang Satu itu patut ku junjung utuh.
dan sekali tidak mencari yang sama dengan-Nya.
wahai insan yang bersaksi. telah ada kau dan aku
diberi nikmat yang tidak empunya mereka yang
lebih layak. andai kata amal itu yang ditimbang tara.
dan sekali ini ku bersaksi dan redha tidak sama
sekali pada tali temali bersimpul yang ditiup.
dan pada sesat mereka pada kehendak sendiri.
zalim terhadapnya diri dan pada mereka
yang mengekorinya. bahwa pelepasan ini selanyak
nya kelak ingat diri. suatu yang berlaku pada
yang terkedepan. dan agar dengan bicara ini
saksi pada mereka yang bertasbih. agar peluk ku
pada satu kebenaran yang ku pegang utuh.
dan agar cahaya itu bakal menyinari disepanjang
perjalanan. hingga buntu ia pada tatapan masa.
maka pada penghujung yang berkah, berlalu ku
angkat tadahan merayu. moga terus dilindungi,
moga agar terus hati bersimpati, agar terus
tagih nikmat itu diberi dan sesal diri pada
kesalahan diri. dan padanya harapan itu ku
letak. bahwa apa selayaknya berlaku pasti terjadi.
agar ku dipimpin ke jalan yang selamat. dan
agar dengannya dapat ku bawa umpanya
hati yang lembut untuk turut sama meraih
nikmat-Nya. Moga diperkenan... moga mendapat
yang sebaik2-Nya. dan Dia jugalah kembali
segala penetapan... hanya yang haq!




***
Read more

30 Ogos 2010

Penawar

0 comments
dalam sendu hati yang tak pernah padam.
sesal tidak dalam hayunan garapan hati
yang enggan diam. kerna telah lama ia lalu
pada daerah yang gelap. bisa saja buat hati
gundah, tenteram tidak tapi selamanya terus
berontak pada kehendak. yang harusnya ia
padam pada dingin air keimanan. maka sesal
ini tak ku tanggung malah buat kabar pada
sesiapa. tapi cukup bicara ini buat yang
mencari sinar. maka ingin ku katakan bahwa
kehidupan itu masih ada. walau tempat jijak
kita sekarang bukan madah sebenarnya. tapi
dengannya dapat faham kau gambaran apa
yang gagal capai ia oleh indera. petunjuk
yang kita daki selama ini. bahwa hadir hati
yang luhur ingin kembali itulah kuncinya.
yang roh itu tak bisa sejahtera hendaknya
andai kalut terus serabut. dan terus belenggu
ia dengan selabut hitam dosa noda yang
perlakukan. maka bagi diri ini yang masih
mencari, maka dapati ku tidak tapi yang benar
itu adalah tuju hanya segalanya hanya buat
Dia. moga pimpin Dia dan tunjuki apa itu jalan
petunjuk yang sebenarnya. jejak yang telah
lama kau serong. maka percayalah. dengan derita
itu maka hadirnya bersama kelapangan. walau
bisa buta tidak terlihat tapi dalam sedar tidak
bakal kau garapinya. sedarilah. ku pun dengan
susah payah cuba mentafsirnya. walau bukan
layak diri ini pada kelebihan. andai salah itu pada
sedar dan telah menyaksi ku sendiri makna
kebenaran itu. tapi harap itu harus ada, bahwa
itu merupakan sifat-Nya yang tak layak kita
sisih dan pandang mudah. kerna kebesaran hanya
buat Dia. layak Dia pada segala yang telah termaktub
pada kalam. moga harap itu akan ku selalu
dalam petunjuk, dan tidak akhir hayat selain
dalam pelukan iman yang payah ia biar jadi debu,
dan moga penawar itu capai ku pada hikmah makna
nya. ya sesekali, semua dengan izin dari-Nya.


***
Read more

06 Ogos 2010

Saat yang terindah

0 comments
andai dapat ku sekali ini temui akan saat indah
yang amat ku dambakan dalam hati. maka akan
berkejaran ku akannya. tanpa henti dan kenal lelah
penat itu akan sesekali bisa diri terlunjur tapi enggan
mengalah. kerana ini detik yang dinanti maka bara
azam itu harus ku semarak sampai capai ia hangat
pada yang berpenghujung walau itu hanya baranya.
maka pada tadah tangan ku hulur dan bicara itu
sayup dalam hati yang kini sedar, bahwa berjawab
sentiasa walau kelihatan tidak pada zahir mata, tapi
Yang Maha Kuasa bisa buat apa saja kehendak-Nya.
maka pada jawapan berbalas maka hendak ia milik
-Nya kemahuan itu. tapi segala yang pasti insan hamba
mesti peluang direbut sampai masanya untuk dua
itu berkemundang. kerna itulah tangunggannya. saat
itu berlalu sudah maka tampak ia sangat laju berlalu
maka hadir kali ini diharap, manfaat selanjut maka
itulah peluang yang diberi. kerana sesungguhnya lebih
luas rahmat-Nya tambah ini bulan mulia. maka diri
meminta agar sedar itu bisa kuat diri dalam kehendak
untuk mengerja amal, dan pinda dituju semestinya
hanya untuk-Nya. kerana rugi tidak segala kiranya
lurus pada arah itu serong ia bukan pada tempatnya.
maka pabila si laknat digari, maka peperangan bermula
buat kita menawan dan menghambakan hawa yang
barang kita telah tewas akannya pada tempoh yang sudah.
maka saat yang sayup umpama embun di keheningan,
sudah bisa harus kita kuasai apa yang semestinya.
kerna raja tidak enggan mengalah selain bila dia dalam
kelemasan. kerna lemah diri maka harap itu ku letak
tinggi agar bisa capai takluk diri yang selama ini
kehayungan dalam celaru diri pada gelap lautan yang
dalam. kerna azam itu semarak ini maka ku laungkan
buat gema dalam fikiran yang evolusi itu letaknya
pada kemampuan pada kita mengoreksi lalu bawa
ke haluan yang megah ia bukan pada si pelupa, dan bukan
buat si angkuh. kerna siapa yang diberi hormat melangit
pada barakah yang semesta itu luasnya, maka tunduk
harus dia lagi bersujud pada Yang Satu menadah redha-Nya.

andai harus dapat ku jadikan ini saat yang terindah... Ameen.


***
Read more

04 Ogos 2010

Kedatangan

0 comments
maka hadirmu itu bisa kujemput dalam hina
diri tak punya apa yang kau sendiri bawa.
maka pada bekalan sudah tentu harap tidak ku
agar hadirmu pada saat ini dapat tambah bekalan
pada kosong hati yang cuba menadah rintihan2
rahmat yang bercucuran turun dan agar lembut
hati simbah ia dengan pengetahuan yang jernih
ia bisa suci minda andai kata janji bertemu lagi
sekian masa. segala itu ketentuan-Nya yang pasti.
maka tika kedatangan diraih maka gema itu tak
lagi kedengaran di telinga. sergah pujian dari benak
yang bernyawa pasti juga yang tidak, secara terpaksa
dan juga mereka yang rela. maka pada saksi yang
sudah berebut akan nikmatnya oleh jutaan hati2
yang bersaksi, maka tadah tangan harus meminta
yang dengan hadir bulan ini maka tetap diri itu terus
pada jalan ini yang lurus. dan andai bertemu maka
noktah yang kuharapkan tidak lain selain pada
lorong yang tak pernah mengalah insan akan rahmat
yang luasnya, tatkala kau menyaksi kedua hujung
biru langit pada satu toleh kau antara keduanya.
maka ketika saat itu kuperoleh maka cukup juga
andai tambah ku pada pinta andai salah yang berderetan
itu hapus ia dalam keluh diri yang mengeluh sedar
akan gelap serbuan ia pada hati untuk sekian lama.
maka andai kuperolehi, segala puji2an itu hanya
untuk-Nya. kerna pasti sudah maka Dia Yang Maha
Pengasih dan Penyayang dari segala lautan kemesraan
dan kasih yang pernah wujud di dunia...




***
Read more

Kesedaran

0 comments
tatkala bermain akal dengan kayangan angan2,
maka tika itu selidik cuba mengorek pada lubang
rahsia andai kata ia menjelma. namun hampa
itu berjumpa ia pada gantinya. masakan. bertemu
tidak keruan tapi hikmah itu pasti cuba ku selongkar.
tapi bisa suatu yang bukan madah pengetahuan itu
ia tanam dalam benam hati yang cuba mendalami
erti kehidupan, dapat ia sergah mengerti maksud
pabila ia menegaskan rasa. tetap pendirian itu ku
bertemu ia walau sukar akibat kekadang goyongan
yang bermain pada minda, mudah ia memaling dari
sudut yang benar akan ia. tidak sesekali namun pabila
di mengerti maka mengalir basah mata tak berkesudah.
kerna sedar pada kesedaran maka telah lama kita
terpadaya oleh nyata khayalan yang bermain depan mata.
dan turuti kita kehendak ia pada elok saksi kita yang serong
akan pembawaannya, ya semestinya dalam sedar pada
jelek ia kelihatan dan buruk ia semestinya bukan hati kita
sirna menjauh akan ia selamanya. masakan. kerna andai
ini zamannya maka laluan ini pasti akan bawa juga kita
hendaknya. tiada dapat memaling kerna telah takdir-Nya.
tapi jika itu khabar ia pada selok sejarah yang beralun
madah telah sekian lama. maka sudah harap kita pada janji
yang dilafaz sudah pasti akan berlakunya. tapi pada janji buat
mereka yang menang sudah pasti mahar yang dibayar
hendaknya mahal dan perlu kerah segala tenaga. tapi tak bisa
juga bayar andai kata hati yang diterjemah mampir ia pada
saksi yang bergelimpangan, lurus tidak malah serong perbuatan
bukan pada semegah zahirnya. tontonan semata maka sedar
hati tidak pada perbuatan diperlihat. masakan. maka sedar
yang berpanjangan sudah tentu ketahui ku tidak apa kerperluan
nya. kerna andai ini bekalan yang pernah bawa kita pada puncak
maka hendaknya semua itu hanya atas izin-Nya. kerna
tak ketahui tapi cuba memahami yang kembara yang terpencil.
maka jawapan sebenar sudah tentu bertemu tidak malah
pabila selesai kita dikumpulkan disana...



***
Read more

02 Ogos 2010

Mencari

0 comments
maka andai singgah ini haluan yang mesti kita terima,
maka pilih itu pada hati yang terikat, tapi itu semua
mungkin bisa putus andai kata rapuh talinya dan andai
simpulan itu kuat tidak menahan daya yang datang cuba
memutusnya dari sudut yang pelbagai. masakan, kerna
sedar diri laluan ini bisa dayung ia pada mengah tangan
yang tak larat sanggup lagi melihat satu demi satu pergi
maka hati yang terluka itu tak bisa dan mungkin sukar ia
pulih sebagaimana asalnya. maka diri cuba buat kali ini
memberi peluang, bukan pada sesiapa tapi malah buat
diri untuk menerima keburukan malah mungkin itu bukan
ia sebenarnya tapi cuma malah tafsir sendiri. maka pada
keistimewaan ku menyaksikan sedar tidak insan cuba
memusnah dirinya pada akibat perbuatan yang lihat
ia satu yang sempurna. masakan berlaku. kerna pabila
rasa itu dalam, tak perlu ia pada lemah tolong si laknat
durjana mentafsirnya. apatah mempamerkan segalanya
umpama sudah terjurai hijab pada maklum yang tak
punyai kuasa ia apa yang ghaib. maka selindung ku cuba
pada rasa yang semestinya melihat apa yang mungkin
bukan madah ia dari pengalaman yang ditimba, tapi
mungkin kiasan permainan juga hendaknya. kerana pabila
mentafsir maka hadap kita pada sentuhan yang mungkin
buat yang salah rasanya benar. ya, apa akan daya pabila
kehendak itu lemah dan senang kuasai ia oleh
durjana yang telah bermain selamanya dengan bayangan.
tapi hendaknya ku menyaksi. bahwa yang miliki mereka
upaya yang sebenar dalam tetap yang tak bersempadan
dengan petunjuk Yang Kuasa. maka taklim itu mereka
pada hakikat sebenar, dan bisa lihat segala yang tersirat
dengan izin-Nya. pada usaha yang lemah tak mungkin bisa
diri peroleh apatah itu bukan nurani yang sejati. kerna
berbakti kita hanya pada-Nya. dan balasan itu milik-Nya
segala, Yang Maha Adil dalam pembahagian kurnia-Nya.
maka dalam tadahan yang masih hingar pada wujudnya
kehendak yang batil, maka ku turutkan ucapan yang agar
dengannya tetap aku pada jalan yang lurus ini hingga akhirnya.




***
Read more

Mengejar keindahan

0 comments
maka fikir aku jauh merenung pada sudut
pandangan yang tak bisa capai ku akan
hakikatnya, kerna miliki mereka berkat
anugerah apa yang mereka kerjakan. dan
itu suatu yang mungkin bukan kesanggupan
dan kemampuanku memerdekakan itu semua.
maka diri masih lemah dalam tatih yang
perlahan jalan maka jatuh tatkala melabuh itu
suatu yang mungkin bisa biasa sentiasa.
ohhh! mereka yang mengejar suatu yang
tak bisa dilihat indera mata, di mana kekuatan
peroleh engkau pada suatu masa yang enggan
aku melaluinya. apakah itu laluan yang membuat
segalanya berkembang. pada redup awan yang
memanyungi bukan lagi khayalan bahkan
lapang dada menangisi sebak itu aku kagumi.
cuba dalam bayangan aku apa rasa
yang meresap pada merah hati yang sayup
dingin memerhati bahwa lautan dunia itu
masin ia tak pernah menghilangkan dahaga.
masih tidak dapat mengalaminya. dan sebak diri
maka pada langkahan perjalanan tak bisa malah
mungkin pernah bertemu tapi mungkin pada
lemah upaya maka serong diri dari melihat
apatah mana hendaknya bertemu. maka bersaksi
ku kisah silam yang punya ia satu khazanah
yang mahal ia boleh buat kita peroleh dunia.
ya, dunia yang penghujungnya adalah pada
kedua hujung pandang kau pada langit yang
membiru, ya tak kelihatan. maka luasnya jadi
buah yang ranum buat si penanam dan seronok
alami tika memetiknya sudah pasti tak
bisa digambar kerna mewah perasaan itu melebihi
segala apa yang pernah di rasa. malah mungkin
kumpul semuanya yang ada di pentas ini belum
dapat hayati kita jurang bezanya. maka apakah
itu yang ditagih ...



***
Read more

30 Julai 2010

Bukti

0 comments
maka jejak kaki tak pernah berhenti,
kerna tak ketahui aku mana jalan tamatnya,
dan dimana ia bakal berlaku.
kerna selagi hirup ku udara kedamaian
dam hati yang diluarnya bagai taufan
yang meribut, maka akan ku katakan
bahwa saksiku bukti2 yang nyata,
walau lemah diri sering saja bawa
belenggu diri ke lembah hina.
maka bukti2 yang bermain pada indera
menjadi madah mengenal bahwa dia
sering memberi rasa dalam sedar
hati yang kadang2 alpa mengingati
dan membesar padanya empunya kuasa.
maka sepanjang kembara ini ku turuti
laluan yang padanya kekadang sempit terasa,
maka bayangan bukti2 itu sering saja
membuat diri serba salah. kerna pada
akal diri bertepi, tapi pada pandangan
ia membuka peluang untuk diri meresap
cahaya, selamanya mengadah.
maka bukti2 telah menjadi saksi
bawa akan hadir tiba jua masa yang
sering kita tinggal dibelakang. dan bahwa
Dia selamanya mengaharapkan yang
hambanya akan mengikuti apa yang
telah dimaklumi ia akan sedikit
pengetahuan yang ghaib. tapi terlepas
Dia dari kehendak pada kita walau
tunjuki Dia pada kita. maka harapan itu
sebenarnya kepada kita. kerna masakan
yang mengakui Maha Pengasih
bisa tidak tapi melakukan apa
segala kehendaknya. maka pada bukti2
kita meletakkan alasan untuk berkasih
pada erti kata sebenar. dan pada bukti2
maka akan jelas yang benar dari yang salah.
kerna telah anggapan dan kemahuan
menyesatkan meraka yang telah terpengaruh
dengannya. dan telah angkat mereka lebih
darjat dari kita. jadi masakan meletak kita
harapan pada suatu yang landasan tidak kemas
dan tidak tahu akhirnya dimana. and rahsia2
itu miliknya selama. kerna insan menilik
pada lemah durjana makhluk terlaknat
itu hanya perkara yang dimaklumi. tapi
sedar tidak kita perumpamaan bersaksi
yang dalam ia tidak hanya setitis masin air
dari luasnya lautan dalam. jadi masakan ditagih,
jadi masakan dibenci. kerna harap rumpun itu
mekar pada nikmat ini. dan kekadang
harus syukur itu datang di depan pabila
menyaksi susah insan pada hirup ia terus udara
dunia. sedang kita bersenang pada kerusi
malas bermegah dengan pemberian ini.
jadi masakan. kerna telah bersaksi bukti2.
dan pabila berharap maka sungguh itu
hanya pada suatu yang memiliki kehendak
tidak hanya milik bagi-Nya segala...



***
Read more

25 Julai 2010

Media dan Kebencian

0 comments
kerna tak patut yang dibesarkan,
sergah pada yang membesar.
dan kerna kenang yang tua
kenal tanpa sempadan.
kalau hanya cuma kerna
madah yang bicara sukar paham ia
yang muda.
maka keberatan untuk diterima
tapi tak bisa pendirian itu berganjak.
kerna kebencian itu bakar diri
dalam sedar sesak nafas udara tipis
dihirup.
masakan.
kasih sayang satu nikmat.
tanpanya hilang kebahagian
dan diri umpama mayat hidup yang bernyawa.
jadi masakan.
cuma kekadang,
bisik serong syaitan yang berwajah insan,
menyebab sukar pandang kita pada
kebenaran.
tapi tak lupa kerna serong bisikan itu juga
sejak berzaman
maka insan lawan sesama.
tiada lagi kedamaian.
salah sesama.
bak katak yang bertalun madah
sampai akhir sengketa,
tak sapa mahu mengalah.
jadi masakan.
tak pernah,
tapi diri cuma ingin mengingatkan.
yang alpa diri
kekadang lupa yang pandangan itu
sendiri sedang membesar
pada dunia yang kenal tiada jiwa.
Bukan kerna Yang Maha Agung,
tapi salah insan dirinya
yang sukar mengubah kepada haluan
ditetapkan.
tampak zalim dunia pada indera
bukan salah ia pa Pencipta
malah insan yang jahat,
kenal sudah tidak diri malah
telah hanyut pada kesesatan
yang gulita.

***

kerna ini atas dunia,
diberitakan kita,
yang pilih antara dua hanya.
baik atau jahat.
maka seharusnya tiap
yang wujud pada pentas
dunia maka hendaknya
terletak ia pada dua
kehendak ini.
tidak salah kira bebas media
pada seharusnya.
kerna tahu kita kebebasan
mutlak hanya pada letak ia
hukum Tuhan yang ternyata
dalam kalam.
dan pabila tipu insan guna ia
jentera media untuk
membawa bencana,
jadi maka seharusnya
kebebasan tidak harus disalah tafsir.
meski insan itulah yang alpa.
memberi alasan pada kebebesan
maka kejahatan dilakukan
tanpa kenal perasaan.
tapi tahu kita,
tanggung kita wujud satu
usaha mendamai dan mengajar.
maka pentas ini takkan berakhir.

***

kerna diberitakan
"jangan lawan"
seawal usia kenang ku yang perkara
ini tak pernah diambil rasa.
kerna pedih terasa hanya jika insan sanggup
tipu sesama. dan zalim pada dirinya sendiri
dalam melakukan kejahatan.
sedar tidak
yang zalim itu kelak balasnya perit.
yang pedih ini hanya terasa
pada sekelompok dan segolongan
berkomplot pada satu madah
yang ternyata salah.
maka alasan bekal mereka
kukuh pada apa yang mereka
perlakukan.
tapi sedar tidak guna hanya alasan
itu tipis diri untuk selindung
dari panasnya bayu sauna neraka.


***
Read more

21 Julai 2010

Penyaksian

0 comments
maka pabila lidah insan
itu basah ia pada bukan tempatnya.
maka akan kedapatan
ribut hingar kekalutan pada
kecelaruan yang bawa
masalah pada tadbir
alam yang saksama.

jadi masakan!
telah diberitakan dalam kalam,
yang penyaksian takkan
dibiar tanpa ujian,
dan si penguji hanya bagi
layak buatnya Si Pencipta.
apa madah ujian buat insan?
maka si Khaliq itu sendiri berkuasa,
tapi telah dimaklumi
kita yang beban ujian
ditanggung setara laratnya
si pemikul.
maka pujian bagi Yang Maha Pengasih.
tidak menzalimi,
malah insan sendiri yang sering alpa
pada realiti masa
yang merentasi.

maka cukupkah hanya penyaksian!
tidak tahu malah
kubiarkan segala persoalan
tanpa jawapan.

tapi tahu penyaksian dibawa
bersamanya kewajipan.
larat pikul yang wajip
sudah pasti buat yang bersaksi.
maka kelebihan,
sudah tentu buat mereka
yang melebih pada perbuatan,
melayari batas kewajipan.

setiap kita adalah ujian bagi yang lain,
sudah semesti sedar kita
maka jalan pulang
hanyalah kepada Yang Maha Agung.
maka jangan disoal berlebihan,
dan taksub pada tujuan.
kelak sesat kita,
dan bahana laknat akan
datang menerpa
sekian masa.

mari menuju pada
redha Yang Satu,
tidak saling bercakaran,
sudah semesti layaknya
kita berlumba berkejaran.
lebih melebihi dalam amal.
kerna yang bermanafaat
bukan buat tahu ia pada insan.
tapi hanya harap ketahuan
ia pada Yang Maha Mengetahui.



***
Read more

18 Julai 2010

Keindahan

0 comments
pada lubuk jiwa yang sunyi,
ku saksikan suara-suara
yang berkumandang,
sayu ia pada celahan
dedaun yang bersorak riang.
alangkah indah,
suara bisikan alam,
yang melabuh
pada zikir-zikir yang lunak.
agung itu hanya buat
Yang Satu,
Pemilik buana.

maka sekian kali,
maka hati berbicara,
kenang diri ini insan alpa,
terjerumus maka
bergelumang dengan dosa
pada kehendak upaya.
apakah ini insan murni
yang bersaksi?

oh diri yang hina,
apakah bisa kau terpesona,
pada sayu mata yang menyaksi,
pada keindahan setiap rupa.
tidak malah itu
hanya gambaran palsu yang menipu.
terpedaya kau pada
renungan yang menusuk.
apakah ini yang kau cari?

wahai diri,
bisa tunduk kau kerna
itu adalah kemulian.
pada setiap sapaan
jangan terlepas pandang.
mulia insan terletak pada hati.
dan belum tentu itu sempurna
maka setiap kebaikan
dimaklumi oleh si Pencipta.

maka harus sedar
yang kau tak punya banyak lagi masa.
setiap detik maka panggilan itu sentiasa
memanggil.
maka hadir engkau
itu tiada siapa menyangka.
kerna itu bukan pengetahuan
sesiapa melain Yang Berkuasa.
dan tiada siapa harus
mengambilnya sebelum tiba masa.

oh tersentuh ku pada keindahan.
tapi masakan mengerti kerna
miliku indera yang buta.
maka mendung hati
gelap pada alur2 dosa
masakan dengar lagi,
gema puji-pujian berkumandang.

pada sayu jernih ketenangan,
ku memohon,
agar bisa dirawat barah diri,
yang enggan pulang pada fitrah.
terimalah.
maka jemput kita sekalian
sekian kali pada bulan rahmah.
berimarahlah!


***
Read more

17 Julai 2010

Tiada Suara

0 comments
setiap terjadi ada maknanya.
siapa yang mundur,
maka dia dalam kerugian.

panggilan itu datang silih berganti,
menyeru kita jalan pulang.
tapi entah kekadang,
sedar kita tidak,
tapi terpesona dengan khayalan,
ku turut sama menghadapinya.

maka layak Dia Maha Pengasih,
membuka pintu bagi hambanya,
sebelum detik tahu hanya Dia
tertutup.

maka pabila manusia,
salah menyalahi,
maka sedarlah yang hanya
kebenaran akan
dibawa ke penghujung.

maka kata kau bawa benar,
dan aku salah segalanya.
maka ingin aku biarkan,
maka biar yang layak menentukan.
kerna kebenaran itu datang dari dia.

maka buat kau apa yang
kau usahakan,
dan tetap aku dalam amal
yang ku kerjakan.

maka buah mana yang
bakal ranum,
dan diterima?
serah hanya kita pada-Nya...
ku bersaksi,
dan kau bersaksi.



***
Read more

Mengerti ku tidak

0 comments
kerna yang depan bukan milik sendiri,
dan tiada ku pengetahuan pasti.

langkah ini terus,
walau tidak ku mengerti,
habis upaya mengejar yang mana.

maka silap yang lampau,
buat kejap mata terbuka,
maka palsu itu jawapan
tidak sebenar kerna
tahu Dia segalanya.

maka hati siapa yang berpenyakit,
akan tambah Dia penyakit.

kerna mukmin itu,
harap dia,
lurus dia,
tuju dia,
menurut jalan yang satu.

maka tipu dia
tidak malah hanya menipu
dirinya sendiri.

maka amal yang diterima,
hanya itu bekalan yang pasti.
terlunjur ku pada jalan mati,
maka harap bulan kemulian
yang bakal menyinari,
akan terus tadah hati
ini dengan makna iman.

dan ku berusaha,
mengejar apa yang hilang,
satu perasaan yang dulu
terlepas pandang.
dan kini terus ku merayu
agar dia datang kembali dalam diri.
itu suatu keistimewaan,
maka itu buah ketenangan.
tak bisa dibeli,
dan tak usah dicari.
ia dalam dirimu sendiri.
hanya perlu tinggal dibaja,
maka akan subur ia tumbuh
melangit.
ku merenung tinggi...


***
Read more

Siapa yang dimuliakan

0 comments
siapa yang dimuliakan,
maka dia yang beruntung.
pabila ikhlas letak di depan,
maka kunjung yang sebenar
hanya pada redha yang satu,
bukan lagi kerna khalayak.

pabila tinta berbicara,
maka sekian kali,
berhibur tenung ku merenung.
sepoi angin membawa khabar,
yang lunak gembira
riang bersama.
ramah sekali.

maka layur pada sentuhan,
khazanah buat hati terpesona,
lantas buka minda,
hati menerima,
dan tadah tangan meminta.

oh cahaya yang damba hatiku,
terikat padanya.
sedang bisa saja pinggir ku
pada mundur yang tak berpenghujung.
tepian yang bergelimpangan.
sesat entah kemana?

maka layak lagi kah jika
diri bersuara.
memohon jalan kembali....

kerna agung itu hanya yang Satu,
baginya setiap segala sesuatu.
dan layakku tidak
untuk bersuara
pada setiap tetap yang telah
ada segalanya tertulis dalam kalam.
setiap perbuatan.
setiap peristiwa.

bagi-Nya segala.
tidak malah aku hanya hamba.
cuba merengkok menyedap
rasa,
riak hati agar terus faham,
hikmah segalanya hanya
baginya Yang Berkuasa.
dan pasrah
itu perlu aku dalam
ayaman kesabaran.


kerna penghujung itu yang bererti.
dan insan hanya boleh bersuara,
tapi letak akhir hanya Dia mengerti,
setiap apa didalam jiwa,
dan setiap zahir kita
lihat pada indera.


...
Read more

27 Mei 2010

Kenyataan

0 comments
di kala makna dan kata-kata pergi,
ingin aku sampaikan yang aku seorang perindu.
tidak ku sedar suatu yang hadir itu
bisa bawa ia bahagia yang kudambakan,
malah ku sendiri buta apa akan ia.
tersembunyi dalam pendam yang dalam,
ku menahan rasa yang malah sudah parah,
yang mana enggan faham sendiri
tuan, si peminjam jasad.

di mana ia di kala ku memerhati,
sudah pasti silau itu bukan jawapannya.
apakah ini yang kudambakan.

O seorang perindu itu bukan ia punya apa
yang dinanti selamanya akan pergi jua.
dan hadir segala yang depan itu
patah bagai dedahan yang repuh,
kering oleh kemarau ini yang berlanjutan.

O suka dalam pedih yang menyusuk,
masakan sembuh suatu yang sudah barah
yang berkekelan.
diubati ia pergi maka timbunan khayalan
terus menerjah membawa diri jauh
dalam keseorangan.

maka yang lagi diajar,
lagi jauh ia dari hakikat sebenar.
mana lagi dikawal jika diri sudah
tumpas dalam tempur yang lalu.
dan sekarang hanyut ia menunggu masa
lemas tanpa enggan diselamatkan.

O jiwa yang tenang dingin itu
ingin sekali ku merasa sekali lagi
malah untuk selamanya.
andai bertemu sudah pasti terpikat
dan selamanya enggan terlupa
walau mungkin nama itu bisa kupinjam.
lupa dalam rehat yang panjang.
tapi bangkit itu kuyakini
dengan penuh harap
dalam kekalutan yang aku sendiri
tidak bisa malah enggan mengawalnya.
kerna sudah kalah tapi percaya ku
ini bukan kesudahannya.
kerna selagi diri bisa berganjak
maka kayuh ini akan terus bawa
diri ke noktah yang diharapkan.
walau semua itu belum pasti.......
Read more

04 Mei 2010

Pilihan Slah?

0 comments
bertanya ku sendirian,
pada diri,
pada hati kecil ini.
yang derita padanya enggan pergi,
mengapa?
akhirnya sengsara yang kulihat
ku sendiri alaminya,
ya Tuhan bantu ku temui jalan
keluar selamanya.
sesat sendirian yang penghujung
ini tak ku pinta,
kerna dahulu lihat ia dari
kejauhan cukup merasai betapa
punah jika hendak sedemikian rupa.
maka tampak sinar kehendak itunya yang pasti.
tapi merangkak diri kekadang
merasa payah walau hanya satu langkah,
mengapa?

----------------------------------------
epilog

"kerna pilihanku sering salah,
dipilih itu yang memusnah".
mengapa demikian,
tidakkah punya kau mata masa
yang berjaya bawa bangun nusa pada zamannya.
mengapa?
serik ini tak patut,
kerna usia pergi
kembalinya hanya satu mimpi.
mengapa?
seusia yang bisa patut kau renung
enggan menyesal pada benih,
cita-cita yang tanam ia pada
pendukung berikutnya.
mengapa?
dan ku menanti jawapannya.

---------------------------------------
finale

nampak kau bangun suatu yang enggan wujud,
kerna itu bukan kehendaknya.
dan marak api yang kau nyala
kelak bakal bakar dirimu sendiri.
bersedialah!
dan aku yang menanti akan terus
buka mata,
agar tidak sengsara bersama.
wajahmu yang bermain
pada permanain jiwa-jiwa
yang padanya menanti penuh harap.
saksikan yang kesumat itu bukan jawab,
andai ia jawapan yang kau pinta.
dan dunia yang telah kau tolak dari
awalnya tak mungkin kau perolehi
andai kau cuba dengan nyawa.
percayalah,
kulihat wajah letih,
raut tidak senang,
pada dilemma yang kau sendiri bina.
teguh ia goyah pada angin
suara yang melintang.
berhentilah! atau kesal kau
sebagaimana yang telah akui
pilihannya salah senantiasa...
jalan itu masih ada.

-------------------------------------------------

inikah permainan dunia...




***
Read more

28 Mac 2010

Harap

0 comments



maka harap yang itu tuju ia hanya pada yang Satu.
pemilik buana malah lebih dari apa yang diri ketahui.
maka letak diri hanya pada teguh yang telah bersemadi,
padu ia pada hati yang mudah saja ia luntur andai tak dibaja.
ya, maka harap itu ingin saja diri berkekalan dalam
rasa yang manisnya tak dapat diluah cita.
kerna selimut manis itu bisa saja bersimpul dengannya
dalan gulungan kepayahan yang mengundang kesabaran
berpanjangan.
jadi mana dipilih jika bukan yang itu.
dan jelajah yang ditempuh harap sudah dapat diri mengenal,
makna segala tapi tidak kerna cetek ilmu manusia.
jadi harap saja cahaya itu bersinar,
germelap ia pada hati yang sukar dibentuk.
dan jelajah yang mendatang harap benar dapat bertambah,
segala yang di dalam jiwa, segala yang di dalam akal,
dan jua hati yang ku harap tak kaku andai keadaan ini berterusan.
Read more

17 Februari 2010

Tiada

0 comments
maka gapai yang yang jauh itu,
hendaknya tidak bisa mesti capai ia
pada yang semestinya berlaku tidak ku tahu.
kerna yang pasti depan itu bukan milik empunya,
dan hendak diri tiada pengetahuan pasti,
maka pada bibit jalanan maka
derap itu terus menuju ke depan.

ooo, milikku pada-Nya yang ada pada diri.
maka tidak ku selisih malah
terus cuba ikut pada panduan
yang faham ia pada indera dikala gelap
malam yang bisa menyelubungi jiwa.
pada setiap arah yang datang dan pergi.
ya, bukan pada tempatnya...

maka senyum itu lihat bisa runtuh
kesunyian pada bibit yang terlupa,
dan ingatan cuba tidak malah
berbaki dan kenangan itu mengajarkan.
segalanya...
tapi yidak juga sempurna seperti yang disangka,
kerna masakan yang lemah itu,
bangkit jiwa menjadi ia segala apa yang dirasa.
ya, tidak.

dan tidak sambut pada suatu yang mengerti ia
lipatan yang berlaku pada selit peristiwa,
dan tiada rai diri pada suatu
yang tidak diberitakan pada naskah
yang cuba sedaya diri mengikutinya.

dan depan yang diraih semestinya,
tidak malah enggan diri memikirkannya.
kerna pabila detik itu tiba
tidak dapat tidak diri melewatinya.
tapi lemah daya terus harap
pada tika yang buat diri menyapa, bersua, berjumpa.
ya, sudah sekian lama.
pastinya jauh...
tapi harapan buat ia dekat bagai depan mata.
ku bersaksi sepenuhnya.
walau harus berserah seluruh
kerna tahu diri tiada kuasa
yang bisa mungkin buat semua itu
berlaku pada kadar kehendak yang menimbang tara.
ku bakal datang...
Read more

06 Februari 2010

Ku cuba Sedaya Termampu

0 comments
kerna lemah diri tak punya kehendak
yang kuat atas dasar percaya,
maka harap tatih ku melangkah
padanya agar terus semampu mungkin
bertambah amal yang jelas segala asbabnya.
kerna yang satu.
ya, selamanya.

Read more

Ketika Berpergian

0 comments
oh, andai itu nikmat yang sementara,
maka telah ku terpedaya dengannya.
maka di mana cantik itu jika tidak
pada indera mata yang menyaksi dan menikmati.

maka keindahan itu bisa sejuk hati
yang rasanya bisa kabut andai biar ia meliar
jauh pada sempadan yang tiada pangkalnya.

maka perjalanan semestinya mengajar
jika tidak pasti itu hati yang buta,
kerna tidak lihat ia pada garapan masa yang
dilalu ia tak pergi jasad melabuh jauh.

oh, andai sepi itu biasa pergi
dan teman itu hanya pada yang mengerti
maka ku bukanlah tuan empunya
yang ada kuasa itu,
malah bukan ku pemiliknya.
yang ada hanya tagih simpati selagi
kesal itu menyelubungi dan hati bersaksi,
dengan benarnya.
dengan suci ia.

harap terus langkahan itu berpergian
pada yang pasti,
dan hendaknya jangkauan yang meliputi
padanya bayu yang dingin akan terus menemani.
harapnya...

Read more

20 Januari 2010

Musafir Kelana

0 comments
andai tempah itu jauh berliku
lagi batu yang terbentuk di situ.
moga nampak itu bisa saja capai ke lubuk hati yang dalam.
ya, anugerah yang sementara,
maka pasti aku pergi tak bisa
memang berada betul aku di situ.
namun harap itu selalu saja tadah ia pada yang simpati.
perkenankan!
perkenankan!

maka jelajah ini tiada kukuh alasan buat diri
yang sudah semesti sukar saja untuk diyakini.
namun harap nampak itu saja yang dapat mengajar.
ooo, sayu bercampur getir
bisa saja buat diri tak ketahuan.
maka marhalah mana saja larat kaki melangkah,
akan ku turutkan.

ya, andai bekal dibawa bisa mencukupi.
dan moga selamat jalan itu yang dipermudahkan.

dan andai bertemu, bersua salam berbalas.
maka hampir itu belum pasti malah akan sentiasa meniti yang jauh...


***
Rabbani - Musafir Kelana







Read more