bertanya ku sendirian,
pada diri,
pada hati kecil ini.
yang derita padanya enggan pergi,
mengapa?
akhirnya sengsara yang kulihat
ku sendiri alaminya,
ya Tuhan bantu ku temui jalan
keluar selamanya.
sesat sendirian yang penghujung
ini tak ku pinta,
kerna dahulu lihat ia dari
kejauhan cukup merasai betapa
punah jika hendak sedemikian rupa.
maka tampak sinar kehendak itunya yang pasti.
tapi merangkak diri kekadang
merasa payah walau hanya satu langkah,
mengapa?
----------------------------------------
epilog
"kerna pilihanku sering salah,
dipilih itu yang memusnah".
mengapa demikian,
tidakkah punya kau mata masa
yang berjaya bawa bangun nusa pada zamannya.
mengapa?
serik ini tak patut,
kerna usia pergi
kembalinya hanya satu mimpi.
mengapa?
seusia yang bisa patut kau renung
enggan menyesal pada benih,
cita-cita yang tanam ia pada
pendukung berikutnya.
mengapa?
dan ku menanti jawapannya.
---------------------------------------
finale
nampak kau bangun suatu yang enggan wujud,
kerna itu bukan kehendaknya.
dan marak api yang kau nyala
kelak bakal bakar dirimu sendiri.
bersedialah!
dan aku yang menanti akan terus
buka mata,
agar tidak sengsara bersama.
wajahmu yang bermain
pada permanain jiwa-jiwa
yang padanya menanti penuh harap.
saksikan yang kesumat itu bukan jawab,
andai ia jawapan yang kau pinta.
dan dunia yang telah kau tolak dari
awalnya tak mungkin kau perolehi
andai kau cuba dengan nyawa.
percayalah,
kulihat wajah letih,
raut tidak senang,
pada dilemma yang kau sendiri bina.
teguh ia goyah pada angin
suara yang melintang.
berhentilah! atau kesal kau
sebagaimana yang telah akui
pilihannya salah senantiasa...
jalan itu masih ada.
-------------------------------------------------
inikah permainan dunia...
***
Tentang diri
- Ibnu Sobri
- Kedah, Malaysia
- Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
0 comments:
Catat Ulasan