Tentang diri

Foto Saya
Ibnu Sobri
Kedah, Malaysia
Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
Lihat profil lengkap saya

Blog

06 Ogos 2010

Saat yang terindah

andai dapat ku sekali ini temui akan saat indah
yang amat ku dambakan dalam hati. maka akan
berkejaran ku akannya. tanpa henti dan kenal lelah
penat itu akan sesekali bisa diri terlunjur tapi enggan
mengalah. kerana ini detik yang dinanti maka bara
azam itu harus ku semarak sampai capai ia hangat
pada yang berpenghujung walau itu hanya baranya.
maka pada tadah tangan ku hulur dan bicara itu
sayup dalam hati yang kini sedar, bahwa berjawab
sentiasa walau kelihatan tidak pada zahir mata, tapi
Yang Maha Kuasa bisa buat apa saja kehendak-Nya.
maka pada jawapan berbalas maka hendak ia milik
-Nya kemahuan itu. tapi segala yang pasti insan hamba
mesti peluang direbut sampai masanya untuk dua
itu berkemundang. kerna itulah tangunggannya. saat
itu berlalu sudah maka tampak ia sangat laju berlalu
maka hadir kali ini diharap, manfaat selanjut maka
itulah peluang yang diberi. kerana sesungguhnya lebih
luas rahmat-Nya tambah ini bulan mulia. maka diri
meminta agar sedar itu bisa kuat diri dalam kehendak
untuk mengerja amal, dan pinda dituju semestinya
hanya untuk-Nya. kerana rugi tidak segala kiranya
lurus pada arah itu serong ia bukan pada tempatnya.
maka pabila si laknat digari, maka peperangan bermula
buat kita menawan dan menghambakan hawa yang
barang kita telah tewas akannya pada tempoh yang sudah.
maka saat yang sayup umpama embun di keheningan,
sudah bisa harus kita kuasai apa yang semestinya.
kerna raja tidak enggan mengalah selain bila dia dalam
kelemasan. kerna lemah diri maka harap itu ku letak
tinggi agar bisa capai takluk diri yang selama ini
kehayungan dalam celaru diri pada gelap lautan yang
dalam. kerna azam itu semarak ini maka ku laungkan
buat gema dalam fikiran yang evolusi itu letaknya
pada kemampuan pada kita mengoreksi lalu bawa
ke haluan yang megah ia bukan pada si pelupa, dan bukan
buat si angkuh. kerna siapa yang diberi hormat melangit
pada barakah yang semesta itu luasnya, maka tunduk
harus dia lagi bersujud pada Yang Satu menadah redha-Nya.

andai harus dapat ku jadikan ini saat yang terindah... Ameen.


***

0 comments: