Tentang diri

Foto Saya
Ibnu Sobri
Kedah, Malaysia
Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
Lihat profil lengkap saya

Blog

21 September 2010

Jumpa tidak. Menanti tidak.

ku khabar dengan jiwa milik ia apa yang dalam.
pada milik empunya bukan hakikat tapi beri ia
tadbir. buat bawa ia pada jalan redha. yakni apa
yang diwahyu dan lafaz pada bibir yang dimulia.
maka, pada hujan yang berlalu maka kembali
subur dengan hidup kembali apa yang melambai.
oh, hanyut pada keindahan. walau buta ini telah
bawa diri berlalu jauh dari sempadan yang
semestinya. oh, anggun pada tempatnya. maka
tunduk ku akur yang insan itu hirup ia udara
buat mekar ia pada amal. dan teguh hati yang
satu itu, harus mengerti kenal apa yang semesti
-nya. agar tidak namun akan tetap dipertanggung-
jawabkan kelak. kerna itu suatu yang pasti. maka
pada ukiran ketaatan yang sedikit mengah.
maka ku berlalu yang langkah itu harus tidak
mengalah. kerana fitan selagi hidup, ia takkan
berakhir. maka harap iti harus teguh pada
kebenaran. dan hanyut tidak buat sekian kalinya,
ya walau pengetahuan terkedepan bukan
milik empunya. bahkan azam seharusnya pimpin
diri ke jalan yang diredhai. kerana buta mata itu
tidak bahkan teruk pabila hati itu tak bisa
lagi serap keindahan. kebenaran. oh pabila hati
telah buta, maka cahaya tak bisa berlalu bahkan
kekal ia sesat tak kenal sempadan. maka bermohon
agar teguh ini tak bisa goyah. kerna payah bisa
mengah, tapi susah tak bisa bawa diri mengalah.
kerna cahya harus lurus. kerna hanya empunya
mengerti apa itu salah.ya pabila ilmu telah
masuk ia buat tafsiran yang benar. Ooo tidak
pernah layu, malah pohonan segar kembali
selepas simbah ia dengan butiran rahmat melangit.
Ooo hati kenal tidak keindahan malah pabila
telah berlalu ia dengan noda. Ooo mengerti tidak
malah pengetahuan pasti hanya milik-Nya.
Yang Maha Mengetahui. Ooo bermohon agar
langkah terus diberi pedoman. agar makalah itu
tidak gersang pada gerun yang lalu ia hanya
sekejap. sepetang malah pendek dari itu. andai
kata jiwa itu mengerti tidak, tahu tidak. maka
puji itu terus lurus pada yang layak. kerna telah
serah diri ini yang berlaku itu telah tulis ia
pada kitab mulia. dan tiada yang berlaku malah
ibrah itu harus kutelan tanpa kenal pahitnya.
andai itu beri ia pelajaran untuk aku kenal
apa yang patut. maka tak pernah hati ini sesal
malah yang berlaku itu pasrah ku yang syukur
itu harus ku agungkan. Ooo jiwa yang dimuliakan.
tak pernah ku kenal maka harap itu terus tanam,
yang kelak ku bisa hirup seteguk dari mata air mu.
ya telaga yang telah dikhabarkan. dicipta oleh
Yang Maha Agung buat mereka yang ikut bawaan
mu. aku pada dua tangan yang bertemu, aku
gertak bibir ini memohon segala kebaikan. walau
mata tak bisa mentafsir segala yang betul itu
letak pembawaannya. kerna yang mengerti hanya
Dia. milik segalanya. dan diperkenankan apa
yang ku pinta. kerna yang bakal terjadi pasti
berlaku. dan apa yang ditetapkan itu kehendakNya.
Ooo agar dapat ku selimuti gersang hati ini
dengan selimut iman, dan agar diri sedar pada
yang tetap yang rimbun takkan bisa buat
pergi apa yang hakiki. kerna yang berubah hanya
apa yang milik ia pada insan. yang merah. yang
hidup. yang mentafsir. dan kelak hasil darinya-lah
yang merimbuan akan buat kenal insan makna
derita dan apa bahagia....!



***

0 comments: