di kala makna dan kata-kata pergi,
ingin aku sampaikan yang aku seorang perindu.
tidak ku sedar suatu yang hadir itu
bisa bawa ia bahagia yang kudambakan,
malah ku sendiri buta apa akan ia.
tersembunyi dalam pendam yang dalam,
ku menahan rasa yang malah sudah parah,
yang mana enggan faham sendiri
tuan, si peminjam jasad.
di mana ia di kala ku memerhati,
sudah pasti silau itu bukan jawapannya.
apakah ini yang kudambakan.
O seorang perindu itu bukan ia punya apa
yang dinanti selamanya akan pergi jua.
dan hadir segala yang depan itu
patah bagai dedahan yang repuh,
kering oleh kemarau ini yang berlanjutan.
O suka dalam pedih yang menyusuk,
masakan sembuh suatu yang sudah barah
yang berkekelan.
diubati ia pergi maka timbunan khayalan
terus menerjah membawa diri jauh
dalam keseorangan.
maka yang lagi diajar,
lagi jauh ia dari hakikat sebenar.
mana lagi dikawal jika diri sudah
tumpas dalam tempur yang lalu.
dan sekarang hanyut ia menunggu masa
lemas tanpa enggan diselamatkan.
O jiwa yang tenang dingin itu
ingin sekali ku merasa sekali lagi
malah untuk selamanya.
andai bertemu sudah pasti terpikat
dan selamanya enggan terlupa
walau mungkin nama itu bisa kupinjam.
lupa dalam rehat yang panjang.
tapi bangkit itu kuyakini
dengan penuh harap
dalam kekalutan yang aku sendiri
tidak bisa malah enggan mengawalnya.
kerna sudah kalah tapi percaya ku
ini bukan kesudahannya.
kerna selagi diri bisa berganjak
maka kayuh ini akan terus bawa
diri ke noktah yang diharapkan.
walau semua itu belum pasti.......
Read more
ingin aku sampaikan yang aku seorang perindu.
tidak ku sedar suatu yang hadir itu
bisa bawa ia bahagia yang kudambakan,
malah ku sendiri buta apa akan ia.
tersembunyi dalam pendam yang dalam,
ku menahan rasa yang malah sudah parah,
yang mana enggan faham sendiri
tuan, si peminjam jasad.
di mana ia di kala ku memerhati,
sudah pasti silau itu bukan jawapannya.
apakah ini yang kudambakan.
O seorang perindu itu bukan ia punya apa
yang dinanti selamanya akan pergi jua.
dan hadir segala yang depan itu
patah bagai dedahan yang repuh,
kering oleh kemarau ini yang berlanjutan.
O suka dalam pedih yang menyusuk,
masakan sembuh suatu yang sudah barah
yang berkekelan.
diubati ia pergi maka timbunan khayalan
terus menerjah membawa diri jauh
dalam keseorangan.
maka yang lagi diajar,
lagi jauh ia dari hakikat sebenar.
mana lagi dikawal jika diri sudah
tumpas dalam tempur yang lalu.
dan sekarang hanyut ia menunggu masa
lemas tanpa enggan diselamatkan.
O jiwa yang tenang dingin itu
ingin sekali ku merasa sekali lagi
malah untuk selamanya.
andai bertemu sudah pasti terpikat
dan selamanya enggan terlupa
walau mungkin nama itu bisa kupinjam.
lupa dalam rehat yang panjang.
tapi bangkit itu kuyakini
dengan penuh harap
dalam kekalutan yang aku sendiri
tidak bisa malah enggan mengawalnya.
kerna sudah kalah tapi percaya ku
ini bukan kesudahannya.
kerna selagi diri bisa berganjak
maka kayuh ini akan terus bawa
diri ke noktah yang diharapkan.
walau semua itu belum pasti.......