pada redup awanan, maka tadah air itu bagai butiran mutiara yang jatuh menusuk perut bumi. maka hidup subur kembali segala yang bertasbih tiada henti. dan indahnya pada kehijauan yang bermain di depan mata, cukup buat diri segar dalam lalai dari kacau fikiran. maka berterusan aku dikucup bayu yang entah kemana dingin itu tiba buat bangkit kembali jiwa. oh! mesra sebegini seakan membuat diri lupa pada takdiran yang aturan ini begitu sempurna. buat tayangan lemah insan dalam cakerawala... buat bingit semua itu dalam tadahan doa! semoga berita gembira itu khabaran-nya pasti. yang pergi menimpa, maka kita semua bakal semua berjumpa. bertemu pada paksi yang janji, itu benar pada lukisan alam yang telah menyerah segalanya... maka makalah ini luasnya buat diri rasa megah dalam selimut hamba. yang aku ini telah bersaksi, maka aturan itu cuba ku fahami dari sudut jiwa dan hati yang berasa gundah. bahwa sekian akan ketemu harap dan takut yang menyerpa...
Read more
Tentang diri
- Ibnu Sobri
- Kedah, Malaysia
- Ku pengembara. Terokai madah dalam diam mulut berbicara. Menyelongkar rahsia dengan lemah deriaku. Menyelami hati seorang perindu. Sunyi di kala ada, girang di waktu sepi. Pantas mataku memerhati maka hatiku menyaksi, kelibat peristiwa dan rentetannya. Maka jelajah ini pasti tak sudah, sampai pasti di depanku titik noktahnya. Dan ketika itu langkah dipersoal dan gerun hati andai tak terjawab segala persoalan....
Blog
26 Disember 2011
24 Disember 2011
kalimat.
Posted by Ibnu Sobri at 2:23 PGkerna kalam kita mengenal-Nya. dan pada erti kata maka kita cuba memahami dimana letaknya diri dalam jagat raya...
pada seteru usai kayu2 yang memegang buku2 aku yg kusam kesunyian. maka tatapan buku itu buat sedar yang aku kini jauh dari ruh yang pernah mengjenguh aku tatkala kukenal akan makna percaya. maka haru aku kini sendirian bukan kerna kurindu; bukan jua kerna kumegah; dan bukan kerna aku agung dirimu tinggi dari bisa yang sepatutnya. teguh yang itu tak pernah diri kecoh dari benar jalannya. maka ingin diri ini kecapi sekali lagi deruan rindu pada makna kata2 yang membangun jiwa. pada tulisan2 yang carik hati ini bisa pecah maksud betapa kerdil aku ini bernyawa. pada pentas2 caritan yang dengannya kembali aku menghampiri jalan taqwa...
"Betapa juapun kita harus percaya, bahawa kebaikan juga yang menang. Sebab asal-usul kejahatan kita bukan jahat, hanya baik semata. Kalau kejahatan pernah menang, hanyalah lantaran dorongan nafsu. Bila nafsu telah reda, kebaikan jualah yang kita junjung. Sebab itu hendaklah kita percaya penuh dengan Iman dan baik sangka pada Tuhan. Itulah Falsafah Hidup" ~ Buya HAMKA
maka sekali nafas sudah cukup tahu aku ini bakal hanyut dan diri bisa lingkup. namun harapan tak pernah sudah aku himpun pada-Nya. yang diri ini bisa kenal dan hati mula cahaya semula. yang pada selindung awan mendung menghimpit mentari, cahayanya tak pernah padam sedia untuk menerangi pada cukup nisbah masa tatapannya...
***
20 Disember 2011
Fikiranku lenguh...
Posted by Ibnu Sobri at 1:00 PG 0 commentsandai benar, maka telah ketemu aku dgn suatu kata yg benar telah daku saksi akan kapan ia berlaku. maka masa telah bukti akan ketetapan2 yg pasti tak pernah menipu.
Oh! pada diri ini yg hina. melihat suatu mesti tidak dapat garap habis semua makna. pada ketika, maka sembunyi diri pada kekok jiwa yg tak dapat lagi rasa. apa itu sedih; mana itu suka; bagaimana rasa pedih... ooo ... terkenang daku pada suatu masa maka ku berharap agar terima suatu noktah yg dapat diri bersuka. tapi pabila semua telah pergi dan menuntun suatu yg baru .... maka ku tersedar yg rasa itu telah himpit pergi bersamanya hangat perasaan yg lalu. kini dingin daku tak mengerti, kemana harus bawa suatu janji maka jika benar diri ini tulus akan maksud akhirnya ... tapi tidak minta agar cepat masa berlalu. dan tak pinta harap itu melangit kerna kelak bisa sahaja diri bergundah kerananya. justeru, berdiam daku dari kata buat sekian masa. buat diri tabir kembali apa yg hendak diri kecapi pada nilaian yg ketika dahulu genggam tangan ini, tak pernah ingin melepaskan.
Oh! pada diri ini yg hina. melihat suatu mesti tidak dapat garap habis semua makna. pada ketika, maka sembunyi diri pada kekok jiwa yg tak dapat lagi rasa. apa itu sedih; mana itu suka; bagaimana rasa pedih... ooo ... terkenang daku pada suatu masa maka ku berharap agar terima suatu noktah yg dapat diri bersuka. tapi pabila semua telah pergi dan menuntun suatu yg baru .... maka ku tersedar yg rasa itu telah himpit pergi bersamanya hangat perasaan yg lalu. kini dingin daku tak mengerti, kemana harus bawa suatu janji maka jika benar diri ini tulus akan maksud akhirnya ... tapi tidak minta agar cepat masa berlalu. dan tak pinta harap itu melangit kerna kelak bisa sahaja diri bergundah kerananya. justeru, berdiam daku dari kata buat sekian masa. buat diri tabir kembali apa yg hendak diri kecapi pada nilaian yg ketika dahulu genggam tangan ini, tak pernah ingin melepaskan.
posted from Bloggeroid
06 Disember 2011
kata2.
Posted by Ibnu Sobri at 11:30 PTG 0 commentsajar daku yang kata2 permainan jiwa. terkadang layu pada selok lembut ia menyapa. pada detik berbeda, dapat lurus suatu yang bengkok, hal-nya semata kerna kata. jadi ke-mana harus budi ini tadahan ia pada maksud yang sebenar, maka telah daku pasrah ia agar selalu diri terpimpin. namun, ternyata kekadang sukar nyata pimpin akan diri pada laluan sepatutnya. terkadang kurang daya, maka lemah kaku diri pada suatu sudut. maka hilang punca buat diri menadah, maka hangus diri pada hangat hati membara. ooo... ku mengimpi akan kata yang sejuk hati pabila deria bersuara. suatu janji. bahwa yang akan berlaku maka jelas masa akan peristiwa-nya. pada kalam yang bernyawa pada hati2 yang tadah mereka harapan... bahwa ternyata faham ia akan jiwa yang telah sinari dengan kebenaran. namun, itu hanya seketika. maka menunggu daku tiba kembali jajahan yang agung tadbir sebagaimana rentetan yang lalu. bahwa dengan-nya, maka bermegah kata2 dengan kalam yang kembali jadi ia peta buat mengisi haluan yang mengisi...
***
04 Disember 2011
kekadang ku keliru.
Posted by Ibnu Sobri at 12:00 PG... maka detik menyatakan yang aku masih keliru pada tanggapan jiwa yang masih longlai dek peristiwa semalam. tatkala aku bermain di hujung jendela masa, maka damai aku hendak melepaskan dikau pergi sesekali membuat jiwa gelisah seketika. masih enggan daku menerima apa yg pernah terjadi hatta kerna kurang pemahaman. maka! apakah sedia daku masih tidak untuk memulakan suatu yang baru, tidak dapat diri bersuara. namun ku mengerti bahwa andai terus masa pergi berlalu, semuanya akan kembali seperti sedia-kala. tapi entah bila maka nyata akan waktu itu bakal berlaku, maka tidak diri ketahuan... ooo rantaian kehidupan itu sanggup saja buat diri kekok dengan erti2 yang mewarnai. dan kecundang daku pada emosi yang menguasai.... maka kini ku mengumpul kekuatan. agar dapat timbul kembali rasa yang dapat aku gantung harap buat insan. bahawa untuk gapai makna selamat dan genggam rumpun percaya itu malah payah tapi bukan mudah diri cuba laksanakan... maka kembara mengajar yang patuh itu hanya pada Yang Satu. namun selagi hidup maka harus tempuh daku insan buat sekian masa. maka pengalaman akan menjadi siraman daku dalam mendalami rahsia jiwa!
...
Langgan:
Catatan (Atom)