maka jejak kaki tak pernah berhenti,
kerna tak ketahui aku mana jalan tamatnya,
dan dimana ia bakal berlaku.
kerna selagi hirup ku udara kedamaian
dam hati yang diluarnya bagai taufan
yang meribut, maka akan ku katakan
bahwa saksiku bukti2 yang nyata,
walau lemah diri sering saja bawa
belenggu diri ke lembah hina.
maka bukti2 yang bermain pada indera
menjadi madah mengenal bahwa dia
sering memberi rasa dalam sedar
hati yang kadang2 alpa mengingati
dan membesar padanya empunya kuasa.
maka sepanjang kembara ini ku turuti
laluan yang padanya kekadang sempit terasa,
maka bayangan bukti2 itu sering saja
membuat diri serba salah. kerna pada
akal diri bertepi, tapi pada pandangan
ia membuka peluang untuk diri meresap
cahaya, selamanya mengadah.
maka bukti2 telah menjadi saksi
bawa akan hadir tiba jua masa yang
sering kita tinggal dibelakang. dan bahwa
Dia selamanya mengaharapkan yang
hambanya akan mengikuti apa yang
telah dimaklumi ia akan sedikit
pengetahuan yang ghaib. tapi terlepas
Dia dari kehendak pada kita walau
tunjuki Dia pada kita. maka harapan itu
sebenarnya kepada kita. kerna masakan
yang mengakui Maha Pengasih
bisa tidak tapi melakukan apa
segala kehendaknya. maka pada bukti2
kita meletakkan alasan untuk berkasih
pada erti kata sebenar. dan pada bukti2
maka akan jelas yang benar dari yang salah.
kerna telah anggapan dan kemahuan
menyesatkan meraka yang telah terpengaruh
dengannya. dan telah angkat mereka lebih
darjat dari kita. jadi masakan meletak kita
harapan pada suatu yang landasan tidak kemas
dan tidak tahu akhirnya dimana. and rahsia2
itu miliknya selama. kerna insan menilik
pada lemah durjana makhluk terlaknat
itu hanya perkara yang dimaklumi. tapi
sedar tidak kita perumpamaan bersaksi
yang dalam ia tidak hanya setitis masin air
dari luasnya lautan dalam. jadi masakan ditagih,
jadi masakan dibenci. kerna harap rumpun itu
mekar pada nikmat ini. dan kekadang
harus syukur itu datang di depan pabila
menyaksi susah insan pada hirup ia terus udara
dunia. sedang kita bersenang pada kerusi
malas bermegah dengan pemberian ini.
jadi masakan. kerna telah bersaksi bukti2.
dan pabila berharap maka sungguh itu
hanya pada suatu yang memiliki kehendak
tidak hanya milik bagi-Nya segala...
***
Read more
kerna tak ketahui aku mana jalan tamatnya,
dan dimana ia bakal berlaku.
kerna selagi hirup ku udara kedamaian
dam hati yang diluarnya bagai taufan
yang meribut, maka akan ku katakan
bahwa saksiku bukti2 yang nyata,
walau lemah diri sering saja bawa
belenggu diri ke lembah hina.
maka bukti2 yang bermain pada indera
menjadi madah mengenal bahwa dia
sering memberi rasa dalam sedar
hati yang kadang2 alpa mengingati
dan membesar padanya empunya kuasa.
maka sepanjang kembara ini ku turuti
laluan yang padanya kekadang sempit terasa,
maka bayangan bukti2 itu sering saja
membuat diri serba salah. kerna pada
akal diri bertepi, tapi pada pandangan
ia membuka peluang untuk diri meresap
cahaya, selamanya mengadah.
maka bukti2 telah menjadi saksi
bawa akan hadir tiba jua masa yang
sering kita tinggal dibelakang. dan bahwa
Dia selamanya mengaharapkan yang
hambanya akan mengikuti apa yang
telah dimaklumi ia akan sedikit
pengetahuan yang ghaib. tapi terlepas
Dia dari kehendak pada kita walau
tunjuki Dia pada kita. maka harapan itu
sebenarnya kepada kita. kerna masakan
yang mengakui Maha Pengasih
bisa tidak tapi melakukan apa
segala kehendaknya. maka pada bukti2
kita meletakkan alasan untuk berkasih
pada erti kata sebenar. dan pada bukti2
maka akan jelas yang benar dari yang salah.
kerna telah anggapan dan kemahuan
menyesatkan meraka yang telah terpengaruh
dengannya. dan telah angkat mereka lebih
darjat dari kita. jadi masakan meletak kita
harapan pada suatu yang landasan tidak kemas
dan tidak tahu akhirnya dimana. and rahsia2
itu miliknya selama. kerna insan menilik
pada lemah durjana makhluk terlaknat
itu hanya perkara yang dimaklumi. tapi
sedar tidak kita perumpamaan bersaksi
yang dalam ia tidak hanya setitis masin air
dari luasnya lautan dalam. jadi masakan ditagih,
jadi masakan dibenci. kerna harap rumpun itu
mekar pada nikmat ini. dan kekadang
harus syukur itu datang di depan pabila
menyaksi susah insan pada hirup ia terus udara
dunia. sedang kita bersenang pada kerusi
malas bermegah dengan pemberian ini.
jadi masakan. kerna telah bersaksi bukti2.
dan pabila berharap maka sungguh itu
hanya pada suatu yang memiliki kehendak
tidak hanya milik bagi-Nya segala...
***